Kekasih Almarhum Bripda Derustianto: “Usai Dinas, Ia Ingin Nikahi Saya”

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, GORONTALO: Meski jasad anggota Direktorat Sabhara Polda Gorontalo, Brigadir Polisi Dua (Bripda) Derustianto Hadji Ali, telah disemayamkan di Pekuburan Umum Desa Reksonegoro, Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Kamis (5/12/2019), namun hingga kini para keluarga masih diliputi suasana duka yang cukup mendalam.

Begitupun yang dirasakan oleh kekasih almarhum Derustianto, Tiansi Permata Hati, hingga kini mengaku masih dirundung kesedihan. Bahkan, sejak kepergian almarhum, Putri (sapaan akrab Tiansi Permatahati) tak tahan harus menumpahkan air mata hingga berhari-hari.

Diwawancarai oleh wartawan DM1 di Kantor LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Limboto, pada Ahad (22/12/2019), Putri menceritakan sejumlah kisah terkait hubungannya dengan Bripda Derustianto semasa hidup.

Putri yang kini tercatat sebagai mahasiswi semester 6 Jurusan Farmasi Fakultas Kesehatan dan Olahraga di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu, mengaku sangat tidak menyangka hubungannya dengan pria yang sangat dicintainya itu terasa begitu sangat singkat.

Putri bercerita, dirinya berkenalan dengan Derustianto sejak menghadiri acara pelantikan Siswa Bintara Sekolah Polisi Negara (SPN) Batudaa Gorontalo, Senin (4/3/2019).

“Dari situ ia (Derustianto) mengajak ke rumah temannya untuk hadiri acara syukuran. Jadiannya nanti setelah itu, sekitar tiga minggu kemudian,” ujar Putri.

Melewati hari-hari dalam menjalin hubungan asmara dengan Derustianto, Putri mengaku sangat bahagia, tak ada gesekan hati apalagi sikap buruk yang diperlihatkan oleh Derustianto. “Orangnya sangat baik, lucu, dan sangat taat beribadah,” ucap gadis asal Bongomeme ini.

Putri memperlihatkan sejumlah foto di beberapa momen bahagia, salah satunya momen saat Hari Ulang Tahun Putri yang ke-19 (17 November 2000-2019). “Hari lahir kami hanya selisih dua hari. Dia (Derustianto) hari lahirnya tanggal 19 November 2000. Jadi hari ulang tahun kemarin kami rayakan bersama,” ujar Putri.

Putri pun mengaku sangat heran, mengapa orang sebaik Derustianto bisa mendapatkan perlakuan yang tidak wajar di dalam lingkungannya sendiri. Dan sudah pasti, menurut Putri, orang yang memperlakukan Derustianto secara kasar itu adalah orang yang benar-benar jahat, dan sangat tidak layak menjadi seorang polisi.

“Ngaku polisi, tapi menganiaya sesama polisi. Itu bukan polisi namanya, tetapi penjahat yang berpakaian polisi. Dan orang seperti itu, harus dihukum seberat-beratnya,” ujar Putri dengan nada terputus-putus.

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Derustianto menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami penganiayaan, yang diduga kuat dilakukan oleh 2 oknum polisi (AM dan RT) anggota Samapta Polda Gorontalo. RT adalah senior, sementara AM merupakan anggota polisi seangkatan dengan Derustianto. Keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Putri mengaku sangat terpukul dengan kejadian yang membuat kekasihnya meregang nyawa. Dan perlakuan seperti itu, ungkap Putri, sebelumnya sudah kerap dialami oleh Derustianto.

Dan setiap kali Derustianto mengeluh sakit badan, Putri mengaku selalu menanyakan alasannya. “Kalau dia bilang ada teman yang pukul, saya selalu tanya kenapa. Tapi Derustianto juga tidak pernah menjawab,” tutur Putri.

Sehari sebelum meninggal, kata Putri, Derustianto masih menyempatkan bertemu dengannya. “Malamnya sempat ketemu dengan saya (malam tanggal 5 Desember 2019). Ngobrol biasa. Cuma dia sempat mengeluh sakit belakang. Dia bilang, ada teman yang pukul dari belakang. Tidak disebutkan siapa teman yang dia maksud,” ungkap Putri.

Selain mengeluh sakit, kata Putri, Derustianto juga tak jarang setiap kali bertemu membahas hubungan ini bisa segera naik ke tingkat yang lebih serius. “Dia sudah beberapa kali menyatakan keinginannya akan menikahi saya ketika selesai dinas setahun,” kata Putri seraya mengaku juga siap apabila setelah menyelesaikan kuliah.

Tapi keinginan itu kini tinggal kenangan. Putri tak menduga, jika malam tanggal 5 Desember 2019 itu, adalah hari terakhir kebersamaanya dengan Derustianto. “Sebelum pamit malam itu, kalung Polri miliknya sempat tertinggal di rumah saya. Saya pikir dia lupa. Tapi besok paginya dia telepon, dia bilang kalung itu mohon dipegang dan disimpan baik-baik,” ujar Putri.

Tak berapa lama berselang usai menelepon, kata Putri, Derustianto dikabarkan sudah berada di rumah sakit, dan bahkan telah meninggal dunia. “Saya betul-betul sangat kaget, dan merasa shock berat mendengar kabar itu. Seakan tak percaya, namun kenyataannya begitu. Saya tidak tahu harus berbuat apa, kecuali hanya menangis sebisa-bisanya,” cerita Putri.

Selain berharap adanya keadilan hukum yang ditegakkan terhadap para pelaku, Putri juga memanjatkan doa kepada Tuhan, agar kekasihnya almarhum Derustianto bisa diberi tempat yang mulia di alam sana.

“Kalung ini insyaAllah akan tersimpan baik dan tetap akan saya jaga. Dan semoga almarhum mendapat tempat yang mulia di Sisi-Nya. Aamiin,” ucap Putri.

(*/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

25,616 views

Next Post

Cegah Kecelakaan Nataru, Dinkes Prov. Gorontalo Siagakan Tim Kesehatan

Kam Des 26 , 2019
DM1.CO.ID, GORONTALO: Perlunya kondisi kesehatan prima bagi para pengemudi bus, di hari Natal dan tahun baru (Nataru) 2020 Masehi, menjadi perhatian serius bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi beserta kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo.