Walikota Gorontalo Berharap 415 Peserta Ujian Paket C Bisa Lulus 100 Persen

Bagikan dengan:
Wartawan: Alfisahri Pakaya-
Editor: AMS

DM1.CO.ID, GORONTALO: Walikota Gorontalo, Marten Taha, membuka secara resmi pelaksanaan Ujian Nasional pendidikan kesetaraan program paket C tahun pelajaran 2016/2017, di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo, Sabtu (15/4/2017).

Dari 415 orang yang tercatat sebagai peserta ujian nasional pendidikan kesetaraan paket C tersebut, terdapat 58 orang yang memilih jalur Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kota Gorontalo.

Ke-58 peserta UNBK tersebut berasal dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat az-Zikra dan SKB Kota Gorontalo.

Sementara yang memilih jalur Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) terdapat 357 peserta.

Untuk UNKP sendiri dilaksanakan di dua lokasi, yakni di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo diikuti 351 orang, dan di Lapas Kota Gorontalo sebanyak 6 orang.

Kota Gorontalo adalah satu-satunya daerah di Provinsi Gorontalo yang siap menyelenggarakan Ujian Nasional pendidikan kesetaraan paket C, khususnya UNBK.

Dan untuk persyaratan agar bisa masuk sebagai peserta UNBK pendidikan kesetaraan program paket C, adalah siswa yang pernah duduk di bangku tingkat SMA sederajat.

Dalam sambutannya, Walikota Gorontalo Marten Taha menyampaikan, UNBK adalah proses dan juga ujian untuk melatih kemampuan peserta didik dalam mengingat apa yang telah didapatkan sebelumnya.

Walikota meminta kepada seluruh peserta ujian nasional program Paket C tersebut, agar mengikuti ujian sebaik-baiknya. Walikota juga berharap semoga seluruh peserta berhasil lulus seratus persen dalam ujian ini.

Walikota Gorontalo juga mengimbau kepada seluruh peserta (UNBK dan UNKP) Paket C tersebut agar dapat menjaga integritas dalam melaksanakan ujian nasional.

(k17/DM1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

2,833 views

Next Post

Pribumi di Ujung Tanduk "Banteng"

Ming Apr 16 , 2017
Oleh: Abdul Muis Syam (AMS) INI bukan cerita dari negeri dongeng. Ini adalah fakta yang sangat terang-benderang, yang menunjukkan betapa kini enteng dan gampangnya diri Pribumi Indonesia (terutama Muslim) dihina di era rezim saat ini.