DM1.CO.ID, EDITORIAL: Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila (MPW-PP) Provinsi Gorontalo menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-IV, pada Selasa (22/11/2022), di Ballroom Puri Manggis Hotel Aston, Kota Gorontalo.
Tidak kurang 300-an anggota dan kader Pemuda Pancasila se-Provinsi Gorontalo “membanjiri” Muswil tersebut dengan semangat bergelora, meski sebagian besar di antaranya diyakini belum sempat tidur lantaran menghabiskan malam dengan menonton siaran pertandingan sepak bola dunia.
Hal itu terlihat dari wajah sebagian besar peserta yang telah berdatangan sejak pagi sekitar pukul 08.00 WITA, terukir rona yang tampak sedikit pucat dengan mata sayup kelelahan, tanda sedang menahan kantuk.
Meski dalam kondisi seperti itu, namun para kader Pemuda Pancasila berseragam loreng merah-hitam itu tetap terlihat teguh melangkah dengan tegar. Beberapa di antaranya langsung menuju Ballroom mengambil tempat yang telah disediakan panitia, dan sebagiannya lagi masih tampak berbincang-bincang di lobi hotel seraya tertawa serta bersenda-gurau sambil menunggu dimulainya acara.
Jelang pukul 10.30 WITA, para anggota dan kader Pemuda Pancasila itupun memasuki arena Muswil. Di situ, telah hadir Hamka Hendra Noer selaku Penjabat Gubernur (Penjagub) Gorontalo yang akan membuka secara resmi Muswil tersebut, didampingi Arif Rahman sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) bersama sejumlah pengurus teras Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila (MPN-PP).
Di arena Muswil itu juga tampak hadir sejumlah tokoh masyarakat dan politisi, di antaranya Feriyanto Mayulu (mantan Wakil Wali Kota Gorontalo); Antoni Karim (mantan Ketua DPRD Bone Bolango); Mikson Yapanto (Staf Ahli Wakil Ketua DPR-RI, Rachmat Gobel), Hais Nusi (mantan anggota DPRD Kota Gorontalo), Ichsan Adrias Male (mantan Sekretaris DPW-PPP Provinsi Gorontalo), Ramdan Datau (Ketua DPD-PAN Kota Gorontalo), Sahmin Madina (Dosen senior Ilmu Politik di IAIN Sultan Amai Gorontalo); Susanto Kadir (Direktur LBH Limboto), Aroman Bobihoe (pengamat Sospol dan Hukum), serta barisan komunitas “Sagela”.
Seluruh ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC-PP) bersama “pasukannya” juga tampak telah memadati arena Muswil tersebut, yakni Rizal Datau (Ketua MPC-PP Kota Gorontalo); Budiyanto Biya (Ketua MPC-PP Kabupaten Gorontalo); Iwan Adam (Ketua MPC-PP Kabupaten Pohuwato); Alfian Kasim (Ketua MPC-PP Kabupaten Bone Bolango); Hendra Nurdin (Ketua MPC-PP Kabupaten Gorontalo Utara); dan Yolan Pakaya (Ketua MPC-PP Kabupaten Boalemo).
Selain meminta untuk tidak homogen, Penjagub Hamka dalam sambutannya juga berharap agar Pemuda Pancasila dapat mengubah gaya untuk menjadi bagian dari proses kemajuan pembangunan.
Hamka yang juga selaku seorang kader Pemuda Pancasila itu tak lupa mengajak para anggota organisasi paramiliter tersebut agar dapat menggali dan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki Gorontalo.
Sayangnya, sekitar pukul 20.00 WITA atau pada detik-detik jelang pengukuhan Drs. H. Afandy Laya, MM (alias Haji Pepen) sebagai ketua MPW-PP Gorontalo yang terpilih secara aklamasi, seluruh ketua MPC-PP bersama sejumlah anggotanya spontan serentak berteriak dan maju ke panggung acara.
Dengan wajah geram, seluruh ketua dan sejumlah anggota MPC-PP se-Provinsi Gorontalo itupun melontarkan protes keras diikuti suara yang menggelegar. Mereka menolak dengan sangat tegas seorang yang bernama Isnan Akaseh yang tiba-tiba di dalam Surat Keputusan (SK) dimunculkan dan diumumkan namanya sebagai sekretaris MPW-PP Gorontalo.
Mengetahui adanya penolakan, pembacaan SK pengurus inti (ketua, sekretaris, dan bendahara) MPW-PP Gorontalo periode 2022-2027 yang dibacakan oleh Sekjen Arif Rahman itupun seketika terhenti. Tak hanya itu, sejumlah anggota Pemuda Pancasila Gorontalo sempat merebut SK tersebut, lalu merobek-robek dengan penuh amarah.
Situasi di dalam Ballroom Hotel Aston yang terlanjur jadi gaduh dan bergemuruh itu, membuat kericuhan benar-benar nyaris meledak yang diwarnai perang urat saraf dan adu mulut antara Sekjen Arif Rahman dengan sejumlah anggota MPC.
Menurut sejumlah anggota Pemuda Pancasila, kegaduhan semakin sulit dibendung lantaran Haji Pepen saat ditanyai oleh sejumlah peserta Muswil terkait pengisian posisi sekretaris tersebut, mengaku tidak tahu-menahu asal-muasal nama Isnan Akaseh yang tiba-tiba muncul di dalam SK sebagai sekretaris. Bahkan, Haji Pepen juga mengaku tidak mengenal sosok yang mendadak membuat situasi jadi gaduh itu.
Keterangan beberapa anggota Pemuda Pancasila menyebutkan, dari awal hingga pada sidang-sidang pleno di arena Muswil, sosok Isnan Akaseh tidak terlihat. Ia baru memunculkan diri di saat jelang pembacaan SK dengan mengenakan baju loreng merah-hitam yang tampak telah memudar, sangat berbeda dengan seragam loreng merah hitam yang masih terlihat cerah yang dipakai oleh seluruh peserta Muswil.
Sejumlah peserta Muswil menjelaskan, bahwa dalam seluruh tahapan sidang-sidang pleno yang telah digelar, itu hanya menyepakati memilih dan mengukuhkan ketua MPW-PP Gorontalo yang terpilih, bukan memilih sosok sekretaris yang tiba-tiba muncul secara misterius tanpa melalui mekanisme yang disepakati.
Sehingga, kata sejumlah peserta Muswil, ketika kesepakatan itu dilanggar yang diikuti keanehan dengan memunculkan sosok misterius secara tiba-tiba diposisikan sebagai sekretaris, maka wajar jika terjadi protes dan penolakan.
Untung saja, kegaduhan itu dapat mereda setelah Haji Pepen selaku Ketua MPW-PP Gorontalo terpilih bergegas naik panggung menenangkan emosi para peserta Muswil. Menyusul sejurus kemudian, Sekjen Arif Rahman pun menyampaikan permohonan maaf, dan juga menyatakan secara resmi mencabut pengisian sekretaris di dalam SK tersebut. Hingga prosesi pengukuhan pun dilakukan hanya kepada Haji Pepen sebagai ketua MPW-PP Gorontalo periode 2022-2027.
Meski kegaduhan berhasil kembali dikendalikan hingga menjadi kondusif, namun kemunculan sosok Isnan Akaseh yang sempat diusir dari lokasi acara oleh seorang peserta Muswil itu, masih meninggalkan tanda tanya besar di benak para anggota Pemuda Pancasila, dan juga masih menjadi bahan perbincangan di banyak kalangan di daerah ini: “titipan” dari siapakah sosok Isnan Akaseh?
Entahlah! Yang jelas, sejak kegaduhan itu terjadi hingga saat ini sebagian besar peserta Muswil langsung melakukan penelusuran dan analisis, bahwa kemunculan nama Isnan Akaseh sebagai sosok yang boleh dikata “titipan” itu sangat mustahil dilakukan oleh orang-orang biasa. Artinya, ini sudah pasti “kerjaan” dari orang-orang “besar”.
Dari analisis itu, indikasi dan dugaan pun mengarah kepada Penjagub Gorontalo. “Terindikasi bahwa sekretaris yang sempat menjadi pemicu keributan di Muswil IV Pemuda Pancasila itu merupakan “titipan” dari seorang (oknum) menteri melalui Penjagub. Nah, itu indikasinya begitu,” ungkap seorang kader Pemuda Pancasila Gorontalo, Ichsan Naway, SH saat bincang-bincang dengan DM1, di Warkop Ano di bilangan pertokoan Murni, Kota Gorontalo, pada Jumat sore (25/11/2022).
Jika indikasi dan dugaan itu memang benar, maka menurut Ichsan, tidak pantas seorang Penjabat Gubernur melakukan intervensi berlebihan semacam itu terhadap organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila. “Karena (intervensi seperti itu) bisa memecah-belah para pemuda,” tegas Ichsan.
Pada kesempatan bincang-bincang tersebut, Ichsan mengaku bukan bermaksud menyalahkan dan menuding Penjagub Gorontalo sebagai biang kegaduhan Muswil. “Beliau (Penjagub Hamka) ini kakak senior saya di organisasi. Beliau dengan saya sama-sama di era 2008, beliau di DPP dan saya di DPD KNPI Provinsi Gorontalo sebagai wakil ketua. Jadi saya tahu beliau ini organisatoris, bahkan di HMI juga beliau adalah senior saya. Jadi beliau pasti tahu (jika soal “titipan” itu adalah kesalahan), cuma mungkin menurut feeling (analisis) saya, mungkin beliau juga mendapat “titipan” tekanan dari “atas” sehingga (terpaksa) menitip sebuah nama dalam posisi satu jabatan di Pemuda Pancasila,” jelas Ichsan.
Menurut Ichsan, “menitip” nama untuk disisipkan menjadi sekretaris di struktur kepengurusan MPW-PP Provinsi Gorontalo pada Muswil IV itulah yang tidak bisa dibenarkan. Sebab hal itu, terbukti menjadi pemicu kegaduhan yang ujung-ujungnya berpotensi terjadinya perpecahan di dalam tubuh Pemuda Pancasila Provinsi Gorontalo.
Ichsan yang juga menjabat sebagai Ketua Al-Jam’iyatul Washliyah Provinsi Gorontalo itu menambahkan, bahwa penolakan dan ketidak-sukaan peserta Muswil IV MPW-PP terhadap sosok Isnan Akaseh, bukan didasari karena unsur politik.
“Ketidak-sukaan para teman-teman seluruh MPC-PP kabupaten/kota kepada saudara Isnan Akaseh itu, bukan karena dia seorang kader Golkar, tetapi karena figur dan pribadinya,” ujar Ichsan seraya menambahkan, bahwa sosok Isnan Akaseh memang sama-sekali tidak terterima oleh seluruh MPC-PP se-Provinsi Gorontalo.
Di tempat yang sama, seorang kader Pemuda Pancasila lainnya, Hendrik Saidi juga sangat menyayangkan munculnya seseorang yang tiba-tiba diposisikan sebagai sekretaris dalam Muswil IV yang hanya mengagendakan pemilihan ketua MPW-PP Provinsi Gorontalo itu.
Hendrik mengaku sangat kaget karena sama sekali tidak menyangka Muswil yang terlaksana sejak pagi hingga malam dan berlangsung aman serta diwarnai canda-tawa itu, tiba-tiba menjadi ribut dan gaduh lantaran dipicu oleh munculnya secara tiba-tiba nama sosok yang dinyatakan dalam SK sebagai sekretaris.
Menurut Hendrik, sebetulnya siapapun yang ingin diposisikan menjadi pengurus inti itu tak jadi masalah, semisal sebagai sekretaris, sepanjang itu dikomunikasikan atau dibicarakan jauh-jauh hari terlebih dahulu, tidak secara tiba-tiba dan penuh misterius seperti yang terjadi dalam Muswil IV MPW-PP Provinsi Gorontalo itu. “Tidak ada angin, tidak ada mendung, tapi tiba-tiba hujan,” tutur Hendrik mengibaratkan kekagetannya.
Sementara itu, Penjagub Hamka saat dihubungi oleh redaksi DM1 via percakapan WhatsApp di nomor +62811111**** pada Sabtu petang (26/11/2022) untuk konfirmasi, hingga tulisan ini dipublikasikan belum memberikan keterangan.