DM1.CO.ID, JALUR GAZA: Sudah 10 tahun lebih Jalur Gaza-Palestina hidup dalam blokade Israel. Dan selama itu pula kondisi kehidupan rakyat Palestina di Jalur Gaza makin sulit, bahkan menderita. Akses ke seluruh perbatasan, kecuali perlintasan Rafah, dikuasai dan dikontrol penuh oleh Israel.
Pergerakan ekonomi menjadi sangat lamban. Pada sektor industri bahkan mengalami kelumpuhan akibat kurangnya bahan baku.
Sejumlah persoalan sosial timbul, mulai dari keterbatasan listrik hingga gaji para pegawai negeri yang tidak terbayar. Semua masalah ini belum terselesaikan, bahkan semakin meningkat dari hari ke hari. Akibatnya, angka kemiskinan dan pengangguran pun meningkat tajam.
Situasi seperti itu mendorong sejumlah organisasi kemanusiaan dalam dan luar negeri Palestina untuk ikut andil dalam mengurangi beban penderitaan rakyat Palestina.
Salah satunya adalah Syam Organizer Indonesia yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan Palestina membagikan 13 ribu paket makanan kepada para pasien di rumah sakit El-Syifah di Jalur Gaza, pekan kemarin.
Syam Organizer (SO) adalah lembaga bantuan kemanusiaan yang sudah banyak berpartisipasi dalam menyalurkan bantuan bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Bantuan lain yang diberikan SO di antaranya adalah paket buka bersama di bulan Suci Ramadan, bantuan saranan kesehatan, pembagian daging kurban dan lain sebagainya. Sebelumnya, SO juga memiliki peran penting saat terjadi agresi militer ke Jalur Gaza tahun 2014.
Melalui perwakilan SO di Jalur Gaza, Abdillah Onim terjun langsung memantau proses pembagian nasi kotak yang sebelumnya dipersiapkan di dapur umum rumah sakit tersebut.
Abdillah Onim mengisyaratkan, bahwa ke depan SO akan terus melanjutkan aktivitas kemanusiaan di Jalur Gaza, guna meringankan beban penderitaan rakyat Palestina yang notabene bagian dari umat muslim di dunia.
“Sejumlah rumah sakit di Jalur Gaza secara umum dan secara khusus rumah sakit El-Syifa sangat membutuhkan sejumlah bantuan, khususnya pemenuhan obat-obatan, makanan dan gizi bagi para pasien. Belum lagi krisis listrik yang sangat menghambat proses pelayanan terhadap pasien,” ungkap Dr Mukhlis Al-Adham salah seorang dokter dan penanggung jawab di rumah sakit El-Syifa.
(rpk/DM1)