Soal Al-Maidah 51, Ini Inti Penjelasan Zakir Naik

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, JAKARTA: Sebelum memulai Safari Dakwahnya di sejumlah kota di Indonesia, Dr. Zakir Naik pada pekan lalu telah mengawali sejumlah pertemuan, di antaranya bertemu dengan Ketua MPR-RI dan juga pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sesaat usai acara pertemuaannya dengan pimpinan MUI di gedung MUI, Jakarta, Dr. Zakir Naik pun memberi kesempatan kepada wartawan untuk bertanya-jawab.

Dan salah satu hal yang ditanyakan kepada Zakir Naik adalah mengenai tafsir Surah al-Maidah ayat 51, khususnya pengertian ‘aulia’ sebagaimana disebut dalam surah tersebut.

Surah al-Maidah 51 sangat ramai dibicarakan lantaran sempat “ditafsirkan” oleh Ahok di hadapan publik dalam konteks Pilkada Jakarta, beberapa waktu silam. Hingga kemudian akibat dari penafsiran Ahok tersebut memunculkan situasi yang cukup panas.

Olehnya itu, pertanyaan mengenai Surah al-Maidah 51 itu pun tentu saja menjadi hal yang sangat patut untuk mendapat jawaban dari Dr. Zakir Naik selaku tokoh ulama sekaligus Cendekiawan Muslim kelas internasional.

Menurut Zakir Naik, seorang yang mengaku dirinya sebagai Muslim yang berpedoman pada alQuran sampai kapanpun dilarang untuk tidak sekali-kali memilih menjadikan orang di luar Islam sebagai aulia.

Menurutnya, Allah melarang kaum Muslim (Islam) melalui Surah al-Maidah agar tidak menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai aulia.

Zakir Naik pun menjelaskan bahwa, kata aulia pada ayat itu bermakna teman setia, pelindung, dan juga pemimpin.

Zakir Naik memaparkan, pesan yang ingin disampaikan surah al-Maidah adalah bukan sekadar soal larangan menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin umat Islam. Tetapi, juga larangan menjadikan mereka sebagai teman setia dan pelindung.

“Jadi, aulia bisa diartikan sebagai pemimpin, tapi bukan satu-satunya makna dari kata itu,” katanya.

Jika umat Islam dihadapkan pada dua pilihan antara memilih pemimpin Muslim atau pemimpin non-Muslim, Zakir Naik mengatakan, pilihan yang lebih baik tentu saja adalah memilih pemimpin yang seiman.

Namun meski begitu, dokter asal India yang kemudian lebih memilih menjadi pendakwah ini mengingatkan kepada umat Islam agar senantiasa berupaya berlaku adil terhadap orang-orang non-Muslim.

“Selama mereka (orang-orang non-Muslim) tidak mengusir kita (umat Islam) dari rumah, maka kita harus berbuat adil kepada mereka. Itu perintah Allah SWT yang disebutkan dalam alQuran,” pintanya.

Zakir mengatakan, Allah SWT juga memerintahkan kepada kaum Muslim untuk berbuat baik dengan sesama manusia, termasuk non-Muslim. “Bahkan, di negara saya, India, sebagian besar masyarakat non-Muslim mencintai saya. Yang membenci saya justru para pemimpin politik di sana,” ujarnya tersenyum.

(rol-dbs/DM1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

2,732 views

Next Post

Walikota Gorontalo: UNBK Gorontalo Berintegritas Tinggi

Sen Apr 3 , 2017
Wartawan: Alfisahri Pakaya- Editor: AMS DM1.CO.ID, GORONTALO:  Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tahun kemarin (2016) secara nasional, Kota Gorontalo tergolong tiga besar yang berintegritas tinggi. Salah satunya adalah mengenai profesionalisme dan kejujuran dari para penyelenggara ujian nasional itu tidak ada cacat sekalipun.