DM1.CO.ID, BONE-BOLANGO: Meski diperhadapkan banyak hambatan, salah satunya masalah Covid19 yang mewabah secara masif di mana-mana, namun tidak menghalangi apalagi menghentikan keteguhan semangat Perguruan Wadokai Karate-do Indonesia, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), Provinsi Gorontalo menggelar ujian kenaikan tingkat sabuk, pada Ahad (25/10/2020), di Aula Kantor Camat Kabila.
Pada momen tersebut, para Kohai (peserta atau siswa) di perguruan bela-diri ini mengikuti ujian dengan penuh semangat yang dimotori oleh Senpai (senior/pelatih) Alfred Paudi bersama sejumlah Senpai, diantaranya Senpai Nanang, Senpai Odon, Senpai Sukri, Senpai Tito, Senpai Tia beserta senpai lainnya.
Di mata para Kohai, Senpai-senpai yang ada tersebut adalah pelatih yang sangat bertanggungjawab dalam memberikan latihan dan bimbingan, dengan menjaga kenyamanan para kohai agar dapat berlatih secara sungguh-sungguh.
Pada ujian kenaikan tingkat sabuk itu, Alfred Paudi selaku ketua pelatih Senpai menekankan, agar para Kohai bisa benar-benar dapat mengaplikasikan ilmu, termasuk nasehat yang diberikan oleh para Senpai.
Selain itu, Alfred juga berharap kepada seluruh Kohai, agar betul-betul mampu bertanggungjawab sepenuhnya dengan sabuk yang disandang masing-masing, dan sesuai motto yang diusung pada momen ujian kenaikan sabuk ini, yaitu: “Menjadikan Karateka Berkarakter dan Berpegang Teguh pada Sumpah Karate”.
Menariknya, Iqen Qirana Y. Puneli, pada kesempatan itu juga terlibat sebagai salah seorang Kohai yang ikut berlaga untuk kenaikan sabuk di Perguruan Wadokai Karate-do tersebut.
Iqen Qirana adalah anak Kepala Desa Poduwoma, Kecamatan Suwawa Timur (Sutim), Kabupaten Bone Bolango. Yakni, Kades atau ayahanda Yusuf Puneli.
Saat ini, Iqen Qirana tercatat sebagai atlet tingkat nasional cabang Karate-do putri di ajang kategori siswi/pelajar. Ia sempat menjuarai pertandingan karate pada O2SN sekolah dasar tingkat kecamatan, kemudian lanjut ke tingkat kabupaten dan juga provinsi, hingga dinyatakan berhak lolos ke tingkat nasional, di Jogyakarta pada 2018.
Mewakili orang tua para Kohai, Yusuf Puneli berharap kiranya Perguruan Karate Wadokai dapat melebarkan sayapnya sampai ke pelosok-pelosok desa lainnya, bahkan diupayakan dapat menjangkau daerah-daerah di luar Bone Bolango.
Yusuf Puneli mengisahkan, bahwa Iqen Qirana memang sudah tertarik di bidang olahraga bela-diri sejak kecil, lalu ia mulai giat berlatih Karateka saat ia masih PAUD.
“Cerita yang paling berkesan anakda Iqen masih PAUD berlatih. Kalau menangis di saat latihan, pasti gara-gara ikatan jepit rambut yang sering terlepas, tapi atas kesabaran para tim yang mendidiknya sehingga Iqen berprestasi sampai ke kancah nasional,” cerita Yusuf Puneli tersenyum.
Yusuf membeberkan, saat mewakili nama Provinsi Gorontalo dalam ajang nasional Karateka di Jogyakarta itu, Iqen Qirana naik pesawat PP (Pergi-Pulang) Gorontalo-Jogyakarta untuk pertama kalinya secara gratis karena ditanggung pemerintah.
Dengan dibukanya ranting GPK Suwawa Timur pada tahun 2014 lalu, kata Yusuf, banyak anak-anak Kecamatan Suwawa Timur berkesempatan berlatih dan menekuni ilmu beladiri itu.
“Bahkan dengan ilmu dasar pada posisi rata-rata, pemula sabuk putih pertama kali turun mengikuti turnamen karate terbuka Ichsan Cup, tim GPK Sutim dapat meraih juara tiga umum dari tujuh tim yang bertanding,” ujar Yusuf Puneli.
Kepada para pelatih atau Senpai, Yusuf Puneli pun berpesan hendaknya dapat mempertahankan dan juga meningkatkan lagi cara melatih anak didik atau Kohai yang ada, agar ke depan bisa benar-benar mampu mencetak generasi-generasi berprestasi dan berkualitas di bidang karate-do ini, khususnya di Bone Bolango. (res/dm1)