DM1.CO.ID, JAKARTA: Acara haul almarhum K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke-7 tahun yang dirangkai dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Ciganjur-Jakarta, pada Jumat (23/12/2016) malam, berlangsung penuh khidmat.
Meski semasa menjabat sebagai Presiden RI ke-4 sempat dilengser, namun Gus Dur kini terbukti adalah sosok yang sangat penuh karismatik, sebab perjuangan dan prinsip-prinsip serta ideologinya di masa lalu itu nyatanya dapat menjadi “penyejuk” untuk di masa kini.
Sampai itu, acara haul Gus Dur yang digelar setiap tahunnya selalu dihadiri oleh ribuan orang yang sangat bersimpati pada Gus Dur termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dan tak ketinggalan juga dihadiri oleh seluruh pasangan calon gubernur DKI Jakarta.
Padahal, jika berbicara tentang sosok Gus Dur, salah satu orang yang juga sangat menonjol kedekatan ideologinya dengan Gus Dur adalah Rizal Ramli. Sehingga tak heran Rizal Ramli hingga kini pun boleh dikata sangat identik dengan Gus Dur.
Dan memang semasa menjadi presiden, Gus Dur memberikan peran yang sangat strategis kepada Rizal Ramli di dalam kabinet sebagai Menko Perekonomian. Sebab Gus Dur percaya bahwa semua “barang yang rusak” bisa jadi bagus di tangan Rizal Ramli.
Dan hal itu memang terbukti, Rizal Ramli sebagai Menko Perekonomian itu pun sanggup membuat Gus Dur jadi satu-satunya presiden yang mampu mengurangi utang luar negeri sebesar 9 Miliar US Dolar kala itu.
Namun terlepas dari itu, dalam pandangan Rizal Ramli, Gus Dur merupakan sosok yang luar biasa perhatiannya pada seluruh masyarakat, tak terkecuali masyarakat minoritas.
Rizal Ramli Minta “Hadiah”
Suatu waktu, Rizal mengaku pernah mengobrol santai dengan Gus Dur. Waktu itu, cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu masih sebagai presiden dan Rizal adalah menterinya.
“Saya ingat waktu Gus Dur masih presiden. Waktu itu saya minta sesuatu. Saya bilang, ‘Gus, saya sudah all-out bantu Anda, tapi sampai sekarang kok tidak pernah diberi hadiah?” ujar Rizal menceritakan kisahnya itu di hadapan Kiai se-Jawa Timur di Kantor NU Jawa Timur (Jatim), Surabaya, Jatim pada Kamis, 21 Juli 2016 lalu.
Ketika itu, lanjut Rizal, Gus Dur lalu menanyakan gerangan hadiah seperti apa yang diminta menterinya itu. Dan Rizal menjawab, bahwa ia cuma ingin juga dipanggil ‘Gus’. Mendengar hal tersebut, Gus Dur pun menjawab, “Waduh, kalau itu susah”.
Sehingganya, Rizal Ramli pun terdiam dan mengangguk-angguk, tanda pengerti dan paham bahwa ternyata, mendapatkan gelar “Gus” itu tidak semudah mendapatkan gelar magister dan doktor.
Namun di belakangan, ketika Gus Dur telah tiada, gelar “Gus” akhirnya diperoleh Rizal Ramli. Yakni saat Rizal Ramli menghadiri acara Ikatan Alumni Pondok Pesantren Tebu Ireng, di Jakarta. Di mana selama ini kalangan Nahdliyin memang mengakui kedekatan Rizal Ramli dengan Gus Dur.
“Saya akhirnya dipanggil Gus juga. Tapi, nama saya diubah jadi Gus Romli,” tutur Rizal seraya tersenyum.
Wali Kesepuluh
“Gus Dur orang yang luar biasa, keberpihakannya sama rakyat kecil luar biasa. Perhatiannya untuk memperjuangkan kebenaran. Dan keberaniannya untuk memperjuangkan minoritas itu luar biasa. Beliau tokoh Pluralis. Saya sendiri menganggap Gus Dur adalah wali yang betul,” tutur Rizal Ramli dalam suatu kesempatan.
Rizal pun mengaku tidak ragu menyebut Gus Dur sebagai wali kesepuluh setelah sembilan wali di Indonesia. “Dia (Gus Dur) itu sosok pemimpin yang sederhana, beda dengan pemimpin lain,” katanya.
Rizal bercerita, saat berziarah ke makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang. Ia melihat makamnya berbeda dengan makam para pemimpin di belahan dunia mana pun.
Sekilas, kata Rizal, memang tidak ada yang istimewa dari makam Gus Dur. Pusaranya pun biasa saja, tidak memakai monumen seperti pemimpin lain. “Tapi, walaupun tidak ada monumen yang megah, Gus Dur tetap ada di hati rakyat,” ucapnya.
Rizal Ramli yakin, Gus Dur merupakan satu-satunya pemimpin yang mampu memegang teguh idealisme. Selain itu, toleransinya terhadap pluralisme menjadi contoh bahwa, dia merupakan pemimpin yang sangat sederhana semasa hidupnya. “Meski sudah tiada, pemikiran dan perjuangannya tetap dihargai dan hidup di hati rakyat Indonesia,” ucapnya.
Rizal Ramli pun mengingatkan, bahwa semasa hidupnya, Gus Dur selalu memberikan pelajaran yang berharga bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama dalam menghargai sesama manusia.
“Tidak hanya itu, kini setiap hari, ribuan orang datang untuk berdoa dan berziarah ke makamnya. Karena itu, saya tidak ragu mengatakan Gus Dur adalah wali kesepuluh di Indonesia,” pungkas Rizal.