DM1.CO.ID, JAKARTA: Puisi Sukmawati Soekarnoputri yang berjudul ‘Ibu Indonesia’ akhirnya menjadi sorotan dan menuai pro-kontra di kalangan publik. Isi puisi yang menjadi sorotan di antaranya soal kata azan, cadar dan kidung.
Publik pun menunjukkan reaksi setelah video Sukmawati membacakan puisi tersebut beredar di media sosial. Video menunjukkan Sukmawati lagi baca puisi dalam acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 yang dihelar di Jakarta Convention Center, Senayan beberapa waktu lalu.
Pengurus Persaudaraan Alumni 212, Kapitra Ampera ikut mempermasalahkan puisi Sukmawati yang menurut dia isinya diduga kuat mendiskreditkan agama.
Politikus PKS, Ledia Hanifa ikut mengomentari puisi Sukmawati, “untuk orang-orang yang memiliki posisi terhormat, harus berhati-hati bersikap dan menyampaikan berbagai hal, agar tidak menimbulkan polemik,” ucapnya.
Katanya, ketika berbicara soal azan, pasti dikaitkan dengan perihal beribadah, “azan itu kan bagian dari panggilan beribadah, yang terkait ibadah itu sebaiknya tidak diangkat-angkat, dalam konteks dipertentangkan. Dua hal yg dimunculkan, kan ini lebih baik dari ini, ini sebaiknya tidak dimunculkan. Karena ini akan mengganggu rasa keberagaman, sebagian besar Muslim,” ujar Ledia.
Sementara Guruh Soekarnoputra memaklumi jika puisi Sukmawati menuai pro-kontra, tapi ia menangkal bahwa puisi tersebut menyinggung SARA.
“Yang kita inginkan adalah, kita semua berpikir jernih, berpikir dan berbuat bijaksana dalam segala hal,” ujar putra bungsu Soekarno itu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Dirinya menilai reaksi seperti itu relative tergantung dari persepsi masing-masing orang.
“Saya melihat reaksi-reaksi gitu, itu kan akhirnya sangat relatif tergantung dari persepsi kita, ya persepsi orang bermacam-macam, saya bisa mengerti isinya, bukan untuk SARA dan sebagainya,” pungkas Guruh.
Berikut puisi Sukmawati Soekarnoputri yang menuai kontroversi:
Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut
Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia
Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi
Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.
(oz/vit/dm1)