Ngorok Lebih Berbahaya Daripada Merokok

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID: Dari laman Rumah Sakit PHC (RSPHC) Surabaya dilansir, bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa mendengkur atau ngorok itu lebih berbahaya dari merokok. Hasil penelitian menunjukkan, tak kurang dari 15 % orang di dunia mengalami ngorok, dan setengahnya mengalami Obstruktif Sleep Apnoe Syndrome (OSAS) yaitu henti nafas waktu tidur.

“Mengorok bukanlah semata perkara sosial, namun juga persoalan kesehatan. Selain bunyi dengkuran/ngorok mengganggu teman tidur, orang yang ngorok/mendengkur berat umumnya mengalami gangguan sumbatan pernapasan saat tidur hingga terjadi henti napas atau yang disebut dengan OSAS,” jelas dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan di Klinik Ngorok RSPHC Surabaya, dr Wiyono Hadi, Sp.THT.

Dokter Wiyono Hadi menyebutkan, apabila mendengkur atau ngorok tetap dibiarkan maka dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, stroke, penyumbatan pembuluh darah, impotensi, meningkatnya risiko diabetes bahkan sampai kematian. Sehingga itu, ngorok sebenarnya adalah alarm tanda bahaya bagi kesehatan.

Bahkan tim peneliti dari Detroit AS juga membenarkan, bahwa mendengkur lebih berbahaya dari merokok! Pendengkur mempunyai risiko lebih besar mengalami penebalan Arteri Karotis dibanding perokok, orang yang obes (gemuk) atau bahkan yang memiliki kadar Kolesterol tinggi sekali pun.

Arteri karotis adalah pembuluh darah yang memberikan suplai ke daerah leher dan kepala, termasuk otak. Jika dinding pembuluh darah ini mengalami penebalan, bisa menjadi permulaan dari berbagai penyakit pembuluh darah lainnya.

Sedangkan OSAS atau henti nafas saat tidur itu dapat terjadi akibat sempitnya saluran nafas, sehingga walau dada naik turun berusaha bernafas, tak ada udara yang dapat mengalir lewat. Akibatnya, oksigen akan turun sepanjang malam. Para ahli pun sepakat menyatakan, bahwa sleep apnea merupakan penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, impotensi hingga stroke.

Para ahli kesehatan memang sejak dulu sudah melihat dengkuran sebagai salah satu faktor risiko penyakit yang sejajar posisinya dengan hipertensi atau peningkatan kadar Kolesterol.

Sebenarnya sejak tahun 2003, dunia kedokteran modern sudah membenarkan melalui berbagai penelitian, bahwa salah satu penyebab utama tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah ngorok atau sleep apnea. Ini tertuang dalam laporan dari the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure yang lebih dikenal sebagai JNC7.

Pengobatan Dini

Di saat tidur, para penderita ngorok tentu tidak mengetahui jika dirinya sedang mendengkur. Dan pendengkur hanya bisa mengetahui dirinya sedang ngorok di saat tidur jika diberi tahu oleh orang lain. Olehnya itu, keluarga wajib segera memberitahu pendengkur tersebut. Selanjutnya penderita harus bisa berusaha untuk menghentikan kebiasaan (penyakit) mendengkurnya itu.

Jika Anda menemukan rekan, kerabat atau keluarga yang mendengkur, maka segera peringatkan. Dengan demikian Anda telah menyelamatkan nyawanya.

Dan untuk pengobatan dini, pendengkur sangat disarankan untuk menghindari melahap segala jenis makanan berminyak, daging berlemak, santan, kacang-kacangan, dan juga menjauhi minuman dingin (es).

Namun apabila dengkurannya sudah pada tingkat yang sudah berat, maka tak ada salahnya untuk memilih cara medis dengan melakukan pemeriksaan ke dokter ahli.

(dbs/DM1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

2,454 views

Next Post

Kemenkes “Cari” Seribu Dokter Spesialis

Ming Feb 19 , 2017
DM1.CO.ID, MEDAN: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini sedang berupaya menyukseskan program pemerataan pelayanan kesehatan. Dan untuk menuju ke program yang akan mulai dilaksanakan pada 2017 tersebut, pihak Kemenkes mengaku membutuhkan seribu dokter pada beberapa spesialis.