Media Asing Ini Ungkap Kisah Warga Miskin tak Mau Pilih Ahok

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, JAKARTA: Media Australia Sydney Morning Herald memuat tulisan tentang penolakan kuat dari warga miskin Jakarta terhadap Cagub Ahok dalam pemilihan gubernur.  Syney Morning Herald menulis dengan judul “The Real Reason Many Poor Jakartans are Opposing in the Gubernatorial Election”.

Herald menceritakan kisah Dharma Diani yang menunjukkan kondisi rumahnya, kampung nelayan miskin di Jakarta Utara. Kampung itu kini terlihat seperti zona perang. Entah bagaimana orang-orang yang senasib dengan Dharma bisa tetap tinggal di tengah tumpukan puing-puing, hanya berlindung di dalam tenda tambal sulam yang dirakit dari papan dan spanduk iklan bekas.

Kampung tersebut bernama Kampung Akuarium, salah satu wilayah yang menjadi target kampanye agresif Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.  Penggusuran dilakukan dengan dalih untuk mengatasi masalah endemik di tengah kota, seperti banjir, kemacetan lalu lintas, dan kurangnya ruang hijau.

Warga Kampung Akuarium mengaku diberi surat perintah pengusiran 11 hari sebelum rumah mereka dihancurkan oleh buldozer pada April tahun lalu.

“Kami tidak pernah diberitahu mengapa (digusur), tapi Ahok di media mengatakan ia ingin mengubah daerah ini menjadi daerah tujuan wisata religi karena ada masjid tua di dekatnya. Ahok terus mengatakan ia ingin merevitalisasi daerah ini, tapi tidak ada yang terjadi sejak penggusuran itu,” kata Dharma.

Dharma adalah satu di antara 70 keluarga yang menolak untuk mengalah kepada pemerintah daerah. Rumahnya telah rata, meski ia berhasil menyelamatkan beberapa barang miliknya dan mendirikan sebuah gubuk darurat. Hidup Dharma pasca penggusuran dirasa makin sangat sulit, dan untuk menambal kehidupan sehari -hari, Dharma hanya bisa menjual tabung gas.

“Gubuk ini mengalami kebocoran tentu saja dan jika angin terlalu kuat, atap terbang,” ungkapnya dengan wajah sedih.

Ia mengaku tidak dapat memilih untuk pindah ke rusun murah yang disediakan oleh pemerintah. Rusun tersebut terletak 25 km dari tempat tinggalnya.

“Beberapa dari kami adalah nelayan dan bekerja di pasar ikan. Jika dia memindahkan kami ke suatu tempat sejauh empat jam perjalanan di lalu lintas yang padat, bagaimana kami bisa bekerja? Bagaimana bisa kami bisa membayar?” tutur Dharma bertanya-tanya.

(msn/DM1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

1,809 views

Next Post

Sri-Darmin, Sudahlah. Jokowi Butuh Menteri Pejuang…!

Rab Mar 8 , 2017
Oleh: Arief Gunawan SALAH satu misi utama Menteri Keuangan Kabinet Pertama RI adalah mencari dana untuk pembiayaan perang dan pertahanan rakyat, dengan menggedor bank-bank yang menyimpan sisa uang peninggalan Belanda yang disita oleh tentara Jepang.