Malam Tahun Baru 2018 di Kota Gorontalo Sepi, Ini Sebabnya

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, GORONTALO: Jelang malam perayaan pergantian tahun, dari 2017 ke 2018, Kantor Berita Online dan Majalah Dunia Media Satu (DM1) menggelar liputan khusus dengan menurunkan tim yang dinamai “DM1_Fox2018”, pada Ahad sore (31/12/2017).

Tim ini seluruhnya disebar di sejumlah titik strategis di wilayah Kota dan sebagian di Kabupaten Gorontalo, seperti di kawasan Menara Limboto; Persimpangan Lima; Pertigaan Agussalim dan Sudirman; Kawasan Kampus UNG dan Panjaitan; Kawasan Masjid Baiturrahim hingga Lapangan Taruna Remaja.

Secara umum, tim melaporkan kondisi secara dini arus lalu lintas jelang perayaan malam pergantian tahun baru, dan ditemui belum memperlihatkan tanda-tanda kemacetan.

Semua ruas jalan di kawasan yang menjadi pantauan tim pun masih sangat lengang. Hal ini terlihat dari para pengguna jalan di sore itu masih sangat leluasa melaju kecepatan kendaraan masing-masing tanpa hambatan yang berarti.

Namun di beberapa titik, sejumlah aktivitas mulai terlihat dari berbagai pihak yang nampak mempersiapkan pesta perayaan malam tahun baru. Seperti, membangun tenda-tenda, mengatur kursi-kursi, dan menata sound-system, dan lain sebagainya. Namun aktivitas ini tidak terlalu banyak jumlahnya dibanding dengan tahun kemarin.

Pada pantauan seluruh tim DM1_Fox2018 di lapangan, juga sempat menemukan pesimisme dari para pedagang kembang api dan mercon. Mereka mengungkapkan, bahwa perayaan malam tahun baru saat ini terasa menurun. Memang, ada juga pedagang kembang api yang mengaku jualan kali ini lebih bagus dibanding tahun lalu. Namun sebagian besar justru belum mendapatkan hasil jualan sebagaimana yang diharapkan.

Hal itu mereka dapat rasakan dari omzet penjualan kembang api dan mercon yang belum seberapa. Jika tahun-tahun sebelumnya, menurut mereka, biasanya H -6 kembang api dan mercon sudah mulai diserbu oleh para penjual. Tetapi saat ini kondisi tersebut belum terlihat.

Sehingga banyak kalangan yang memprediksi, bahwa acara perayaan malam pergantian tahun kali ini tak semeriah dari tahun-tahun sebelumnya.

Ada dua faktor yang ditemui Tim DM1_Fox2018 sebagai penyebab yang membuat sepinya malam tahun baru 2018 di Kota Gorontalo.

Pertama, adalah adanya seruan-seruan moral dari berbagai pihak untuk tidak lagi melakukan perayaan malam pelepasan tahun secara besar-besaran. Bahkan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango yang menjadi daerah tetangga Kota Gorontalo telah mengeluarkan Surat Larangan Perayaan Tahun Baru 2018.

Begitupun dengan Pemerintah Kota Gorontalo. Walikota Gorontalo bahkan lebih memilih untuk menghadiri acara-acara yang bernuansa keagamaan yang lebih mengedepankan silaturahmi secara langsung dengan banyak warga.

Penyebab kedua, adalah masyarakat di penghujung tahun 2017 ini masih dililit dengan kesulitan ekonomi yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Dan ini dapat dilihat dengan sepinya omzet para pedagang kembang api dan mercon.

Dari sisi keamanan, Tim DM1_Fox2018 melaporkan kesiagaan dan penjagaan dari para aparat kepolisian nampak dilakukan secara penuh. Bahkan pengamanan kemacetan, para aparat lalulintas mengaku mengerahkan semua personil untuk disebar di seluruh wilayah Kota Gorontalo.

Gempa dan Cuaca

Sekadar diketahui, jelang pergantian tahun ini sekitar pukul 15.53 WITA sore tadi sempat terasa gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Paguyaman, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo dengan kekuatan Magnitude 4,2 Skala Richter (SR).

Laman Badan Meteoroligi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, episenter gempa terletak pada koordinat 0.50 Lintang Utara dan 122.53 Bujur Timur, pada kedalaman 63 km.

Ditunjukkan pusat lokasi gempa di laut tersebut diperkirakan berjarak 17 Km Barat Daya Paguyaman, Kabupaten Boalemo.

Terkait dengan peristiwa gempa bumi tersebut, ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi diakibatkan adanya aktivitas subduksi di Laut Sulawesi. Sebelum gempa, Kota Gorontalo juga diguyur hujan.

(tim-ams/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

2,911 views

Next Post

Rizal Ramli: Pemerintah Bekerja Untuk Kreditor atau Buat Rakyat?

Sel Jan 2 , 2018
PEMERINTAHAN yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), sejak awal memang telah menyebut dan mengaku diri sebagai rezim pekerja.