Makan Kadal Demi Menambal Rasa Lapar

Bagikan dengan:

(DM1, Jawa Tengah): INI bukan cerita dongeng, juga bukan kisah dalam sinetron yang kerap ditayangkan di layar kaca dengan banyak dipenuhi kebohongan tetapi mampu membuat penonton mengeluarkan air mata di kala alurnya menyedihkan.

Ini adalah kisah nyata yang sepenggal pun tak diminati oleh sejumlah stasiun televisi untuk dapat disiarkan layaknya sinetron agar dapat menjadi tamparan keras buat para pemimpin di negeri ini.

Ya.. tamparan buat sederet pemimpin yang kerap lebih memuliakan orang-orang yang berdasi dan berkantong tebal, bahkan lebih menghormati orang-orang asing dibanding warganya sendiri.

Tersebutlah sebuah pasangan suami istri, Tarsono (38) dan Triyani (19) sejak Februari 2016 terpaksa memilih tinggal di kolong jembatan Kali Cenang yang berada di Jalur pantura.

Namun, lantaran kolong jembatan itu terendam air pasang Laut Jawa, keduanya pun menumpang di gubuk tambak milik Surip di perbatasan Desa Purwahamba dengan Desa Suradadi-Jawa Tengah yang masih berada di bawah Jembatan Kali Cenang.

Semula, Tarsono dan Triyani tinggal di Jalan Proklamasi No. 8 RT 7 RW 10 Kelurahan Tegalsari Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Namun pada tahun 2000, rumah yang dihuni bersama keluarga besarnya itu habis dilalap api.

Sejak peristiwa itulah, Tarsono pun tak lagi punya tempat tinggal dan sering sakit-sakitan, misalnya terkena herpes. Sekujur tubuhnya gatal-gatal dan memerah serta sebagian kulit luarnya mulai mengelupas hingga tak bisa bekerja.

Akibatnya, demi mempertahankan hidup dan menambal rasa lapar, ia dan istrinya hanya mengandalkan makanan yang ada di sekitar gubuk. Bahkan, tak jarang jika rasa laparnya tak bisa ditahan lagi, Tarsono terpaksa makan kadal dan minum perasan tebu milik petani yang sudah mulai panen.

Dengan mata berkaca-kaca, Tarsono mengaku tak mampu lagi menatap masa depannya seperti apa. Hanya nafasnya yang berat yang bisa ia tarik dengan panjang tanpa tahu kapan ia bisa hembuskan secara lega.

“Sekarang kondisi kesehatan saya terus memburuk karena tidak mampu untuk berobat, bahkan, istri saya juga mulai ketularan herpes karena disini tidk ada air untuk mandi,” katanya dengan suara terputus-putus.

Sementara sang istri, Triyani, memiliki kisah yang tidak kalah sedihnya. Sebelum menikah dengan Tarsono, sekitar setahun silam ia hidup menggelandang sebagai pengemis di sekitar Kota Tegal.

Sejak sang suami tidak memiliki tempat tinggal tetap karena kebakaran, hidup mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk sekadar beristirahat dan berteduh dari terik matahari, juga dari guyuran hujan, hingga akhirnya mereka memilih menghuni kolong jembatan.

Meski seorang warga yang merasa iba telah menyediakan tempat tinggal sementara di gubuk bawah jembatan, namun kondisi penyakit Tarsono semakin parah, sehingga tidak bisa bekerja.

Tarsono mengaku sudah beberapa kali mencoba meminta bantuan untuk dapat diberi pengobatan,  tetapi tak kunjung ia peroleh karena lokasi yang ditempatinya tak sesuai dengan KTP asal yang mereka pegang. Sehingganya, keduanya hanya bisa pasrah menerima semua kondisi sulit tersebut.

“Jangankah untuk berobat, untuk makan saja kami terkadang harus puasa karena memang tidak ada yang bisa dimakan,” keluhnya seraya mengusap air mata.

Kisah Tarsono bersama istrinya ini tersebar di banyak media online, sehingga tak butuh waktu lama Tri Guntoro selaku Camat Suradadi pun langsung menjemput dan mengantar keduanya ke Balai Pelayanan Sosial Asuhan Anak Suko Mulyo di Jalan Dr Sutomo Kota Tegal.

“Persoalan seperti ini merupakan tanggung jawab bersama,  sehingga kami langsung mengambil tindakan terbaik,”  Tri Guntoro.

Bagikan dengan:

Muis Syam

3,726 views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Timnas Kembali Gelar Pemusatan Latihan, 24 Pemain Dipanggil

Sel Sep 20 , 2016
(DM1, Jakarta): DALAM waktu dekat, Tim Nasional (Timnas) senior Indonesia proyeksi Piala AFF 2016 akan kembali menjalani pemusatan latihan. PSSI pun telah memanggil (mengumumkan) 24 pemain yang dipilih oleh pelatih Alfred Riedl.