Wartawan: Anton Busura~ Editor: AMS||
DM1.CO.ID, GORONTALO UTARA: Berbagai corak, desain dan mode busana telah ditampilkan dalam Gorontalo Karnaval Karawo 2018, yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo, Sabtu (20/10/2018).
Dari kegiatan yang rutin digelar tiap tahun itu, tentunya diharapkan dapat menyedot kunjungan wisatawan dari berbagai daerah, khususnya mancanegara.
Selain itu, bukan hanya Pemprov, masyarakat Gorontalo juga sudah pasti sangat berharap agar kerajinan tangan Karawo yang menjadi tradisi khas Gorontalo itu, bisa benar-benar diminati dan dapat menembus pasar internasional.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tentulah pula kritikan dan masukan dari berbagai pihak harus bisa ditampung oleh Pemprov Gorontalo.
Salah satu masukan yang bisa jadi pertimbangan, adalah berasal dari Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Azhari Usman, S.AP, M.AP.
Dalam bincang-bincangnya dengan awak DM1, Azhari menyebutkan, busana yang ditampilkan di karnaval karawo selama ini, nyaris seluruhnya hanyalah sebatas model yang sulit digunakan di berbagai kepentingan kegiatan, seperti di pesta-pesta pernikahan, atau di upacara-upacara adat lainnya.
Azhari memberi masukan, bahwa ada baiknya karnaval karawo itu dapat pula menyajikan dan menampilkan busana yang dapat digunakan di banyak suasana, seperti di pesta-pesta, di acara adat, di acara pertemuan kerukunan keluarga, di forum-forum diskusi, dan lain sebagainya.
Apabila hal itu bisa ditampilkan atau dipamerkan dalam karnaval Karawo, maka menurut Azhari, pakaian Karawo bisa lebih laku terjual di pasaran.
Sayangnya, lanjut Azhari, yang disajikan dan yang dipamerkan dalam setiap acara Karnaval Karawo selama ini, adalah busana yang tak bisa dijual secara umum dan tak bisa digunakan di banyak suasana, hanya dapat dipakai setahun sekali apabila ada karnaval karawo.
Azhari yang juga selaku pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara ini pun mengusulkan, sekiranya karnaval Karawo dapat memunculkan inovasi desain berupa busana pengantin.
Menurut Azhari, gaun pengantin atau busana seragam di resepsi perkawinan jika diikutkan dalam karnaval Karawo, itu akan menjadi daya tarik para hadirin ataupun wisatawan untuk tertarik membelinya.
Selain gaun pengantin, kata Azhari, karnaval Karawo juga bisa menampilkan pakaian-pakaian ibadah. MIsalnya, pakaian seragam untuk perhimpunan atau kelompok jamaah haji, majelis tabligh, dan lain sebagainya.
“Inilah khayalan saya, agar bagaimana bisa mendongkrak industri Karawo melalui penciptaan daya tarik dan daya saing, demi mewujudkan suatu perubahan yang gemilang terhadap pendapatan ekonomi di daerah ini. Contohnya, batik sampai go internasional hingga mampu memiliki motif pesawat batik. Nah, saya juga berkhayal semoga Karawo juga bisa bersaing sampai go internasional dan bisa memiliki motif pesawat Karawo,” terang Azhari. (ton/dm1)
Kam Nov 1 , 2018
Wartawan: Anton Busura~ Editor: Dewi Mutiara Kartika| DM1.CO.ID, GORONTALO: Dengan usia produktif generasi 80 dan 90-an, Pemilihan Legislatif (Pileg) di tahun 2019 tampaknya akan diramaikan oleh para Calon Legislatif (Caleg) muda.