Oleh: Nizam Dai
SEORANG pemimpin dalam strata social adalah seseorang yang telah mengalami proses seleksi sosial, dia dianggap menonjol karena memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Dia mewakili (representase) dari kelompok panduan politik tertentu, sehingga pada saat yang sama ia juga merupakan figure dari nilai-nilai atau sistem politik yang diembannya.
Sebenarnya tanggungjawab moral seorang pemimpin adalah sangat berat, juga tanggungjawabnya secara sosial politik sangat besar, juga tanggungjawabnya secara sosial politik sangat besar karena memiliki pengaruh yang luas terhadap masyarakat yang dipimpinnya.
Memang tidak mudah menjaga integritas. Dia adalah sebuah kepribadian yang utuh, yang penuh dengan kejujuran. Dia adalah harga diri yang harus dipertahankan di tengah kehidupan dunia politik yang penuh dengan siasat, tipu muslihat, kebohongan, permainan uang, perebutan kekuasan, dan segala macam yang melengkapinya, meskipun masih banyak juga para pemimpin yang tidak begitu peduli dengan persoalan integritas. Dia tidak pernah berpikir apa makna di balik integritas, atau bahkan mungkin tidak tau makna integritas. Integritas seorang pemimpin melahirkan pencitraan, apakah pemimpin tersebut bercitra baik atau buruk di tenganh masyarakat yang dipimpinnya
Oleh karena citra seseorang lahir di sebuah integritas maka betapapun di dalam politik terdapat model-model rekayasa untuk membangun sebuah citra, maka seorang pemimpin harus memperhatikan 3 (tiga ) aspek sbb :
Aspek stabilitas moral: Stabilitas moral atau kestabilan jiwa pada hakekatnya merupakan kekuatan ruhiyah yang fimiliki oleh seorang pemimpin dan ia merupakan fondasi atau azas dari kepribadiannya. Kestabilan moral seorang pemimpin akan tercermin dalam konsistensinya didalam memimpin, dan menyakini perjuangan politiknya, dan memiliki integritas moral sehingga tidak mudah terombang ambing oleh isu-isu politik harian yang kadang tidak menentu. Apalagi sampai malakukan kecurangan dalam berpolitik hanya untuk sekedar uang dan jabatan politik.
- Aspek Perilaku Politik: Seorang pemimpin oleh karena politiknya menjadi publik figur, kadang menjadi panutan atau pemimpin bagi masyarakat atau konstituen politiknya. Oleh karena itu dia dituntut memiliki prilaku dan komitmen seperti; senantiasa berusaha menahan diri dan mendahulukan kepentingan perjuanganya dari pada kepentingan pribadinya. Memiliki kesiapan untuk berkorban, baik harta maupun waktu, untuk kepentingan masyarakat. Dia adalah orang yang toleran dan berpandangan luas. Ia harus mampu mendengar pandangan-pandangan yang berbeda. Ia harus mampu mendengar aspirasi masyarakat dan tuntutan yang harus lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi dan golongannya. Ia harus menjadi contoh dan teladan dalam mengerjakan apa yang disampaikanya.
- Aspek Pola Fikir: Pada aspek ini seorang pemimpin akan terlihat apakah dia meiliki visi yang jelas atau tidak dalam berpolitik, dianggap visioner atau tidak, ataukah dia harus puas di-cap sebagai badut-badut politik. Visi seorang pemimpin termasuk aspek yang sangat berpengaruh dalam pergaulan politik. Sebab selain kestabilan moral prilaku politik maka pola fikir juga memberikan nilai yang besar bagi integritas seorang pemimpin.
- Selain pemahaman tentang perjuangan, maka seorang pemimpin diharuskan mengenal pengetahuan kontemporel, sekitar penyelenggaraan negara dan pemerintahan, wacana demokrasi, memahami kondisi masyarakat dimana dia berada dan tentu saja mekanisme politik dimana dia berkecimpung.
Secara keseluruhan integritas seorang pemimpin, meliputi aspek stabilitas moral, kejiwaan, prilaku politik dan pola fikir politik. Harus berkomposisi secara seimbang untuk lahirnya seorang pemimpin dengan integritas yang seimbang pula.
Kabupaten Boalemo yang dipimpin oleh tokoh-tokoh independen, sebaiknya menjadi contoh pemimpin yang memiliki integritas, sebagai pelaku politik yang memacu kehidupan politik yang sehat, tidak korup, yang pada giliranya akan melahirkan suasana sehat bagi kehidupan bernegara dan masyarakat.
Tetapi sejauh manakah tekad usaha kita menuju ke sana? Bagaimanakah kesiapan para pemimpin di dalam menyiapkan kader-kadernya, bagaimanakah pendidikan politik bagi konstituenya agar memiliki daya kritis terhadap lingkungan sosialnya? Ini semua merupakan pekerjaan besar dan berkesinambungan yang belum banyak dikerjakan oleh pemimpin-pemimpin di daerah ini.