DM1.CO.ID, BOLMUT: Kuhanga adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Desa ini berpenduduk 1.139 jiwa dari 347 Kepala Keluarga (KK), dengan mayoritas atau 75 persen adalah sebagai petani, nelayan sekitar 15 persen, dan sebagian kecilnya adalah PNS dan wiraswasta.
Sangadi (kepala desa) Kuhanga, Ismail K. Sanggilang, saat ditemui wartawan DM1 di sela-sela kesibukannya menguraikan berbagai hal terkait harapan dan tantangan dalam membangun desa.
Ismail menyebutkan, sejauh ini pelaksanaan program-program kerja di seluruh sektor telah ditunaikan dengan baik tanpa kendala yang berarti. “Program kerja kami fokuskan di sektor pertanian,” ujar Ismail, Sabtu (28/9/2019).
Berbagai upaya pun telah dilakukan Ismail guna memajukan Desa Kuhanga di sektor pertanian. Di antaranya adalah dengan melakukan penyertaan anggaran dana desa ke BUMDes.
“BUMDes kemudian yang mengelola, di antaranya membeli alat-alat pertanian, saprodi (sarana produksi) pertanian dan alsintan dilengkapi. Termasuk kebutuhan para nelayan,” kata Ismail.
Saat ini, lanjut Ismail, Desa Kuhanga memiliki 2 unit alsintan. Dan khusus untuk nelayan, telah diadakan mesin katinting 9 PK tahun ini sebanyak 8 unit.
“Penambahan alsintan dan pengadaan alat nelayan akan dilakukan apabila BUMDes mengalami perkembangan,” tutur Ismail.
Ismail menjelaskan, dari tahun 2015 hingga 2018 program-program kerja fisik seluruhnya sudah rampung. Namun Ismail mengakui sejumlah program kerja pada 2018 masih ada dalam tahap perampungan.
“Dalam upaya menyelamatkan desa ini dari bahaya nyamuk DBD, maka kami telah membangun drainase dari lorong ke lorong tembus ke Jalan Trans Sulawesi,” ungkap Ismail.
Selain membangun sarana kesehatan berupa Puskesdes dan Posyandu, Ismail juga mengaku telah melakukan program rehab ringan kepada rumah-rumah warga yang dianggap rusak. “Setiap tahun dialokasikan untuk melakukan rehab ringan terhadap rumah-rumah masyarakat, misalnya ada atap atau dinding rimah yang rusak, itu direhab. Tahun 2019 ini 12 unit rumah,” jelas Ismail.
Bukan cuma itu, Ismail juga mengaku telah membangun gedung TK/PAUD, bangunan BUMDes, serta sarana-prasarana olahraga.
“Ke depan ini kami akan lihat dulu regulasinya, karena untuk membuat suatu draf itu harus berdasar pada aturan. Tapi sudah ada yang direncanakan melalui musyawarah desa, seperti pemasangan lampu penerangan desa di setiap rumah,” kata putra Kecamatan Kaidipang ini.
Ismail pun berharap seluruh masyarakat agar dapat mendukung sepenuhnya seluruh program pembangunan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut, Pemerintah Kabupaten Bolmut, hingga pemerintah desa.
Hal menarik yang diungkapkan Ismail adalah terkait objek wisata Pantai Bunga Indah yang terletak di Desa Kuhanga. Namun untuk penjelasan mengenai destinasi wisata ini, Ismail selaku Sangadi menyerahkan kepada Riban Datunugu sebagai Kepala Seksi Pemerintahan Desa Kuhanga.
Menurut Riban Datunugu, Pantai Bunga Indah di Desa Kuhanga ini adalah objek wisata yang tak kalah indanya dengan objek wisata di daerah lainnya. Dan sejauh ini, sudah tak terhitung jumlah wisatawan yang telah berkunjung ke Pantai Bunga Indah ini.
Riban mengungkapkan, anggaran yang timbul dari hasil penyertaan dana desa di BUMDes sebagian diarahkan untuk pembenahan objek wisata Pantai Bunga Indah, di antaranya pembuatan gazebo, pembangunan pos yang difungsikan untuk memungut retribusi dari para pengunjung. Dan ada juga MCK yang telah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmut.
Riban berharap ada upaya-upaya khusus dari Pemkab Bolmut perihal pembebasan tanah serta pengalokasian anggaran dari dinas terkait untuk peningkatan kapasitas objek wisata Pantai Bunga Indah.
Harapan tersebut, menurut Riban, benar-benar sangat dinantikan dapat terwujud. Sebab Pantai Bunga Indah amat diyakini mampu mengangkat perekonomian desa dan daerah, bahkan provinsi, apabila dikelola secara optimal.
Sayangnya, Riban mengaku telah mendengar informasi dari dinas terkait (dinas Pariwisata dan PMD), bahwa pemerintah hanya men-cover 10 desa yang mendapat anggaran dari APBN sebagai desa wisata. “Dan Desa Kuhanga ini tidak termasuk selaku penerima anggaran sebagai desa wisata itu,” beber Riban.
“Kami sempat menanyakan kepada kepala dinas PMD terkait hal tersebut. Bahwa mengapa Desa Kuhanga yang punya potensi wisata yang jelas-jelas didukung oleh partisipasi dari desa juga sangat menunjang karena ada kemitraan dengan BUMDes menyediakan gazebo dan lain-lain, kok tidak masuk sebagai desa penerima anggaran APBN untuk kegiatan desa wisata?,” tanya Riban.
Tapi, lanjut Riban, pihak dinas PMD belum bisa memberi jawaban pasti perihal itu. “InsyaAllah ke depannya mau coba konfirmasi lagi ke dinas PMD. Sebab Desa Kuhanga ini sebetulnya juga sudah termasuk sebagai desa wisata,” kata Riban.
Riban menjelaskan, pemerintah desa sebenarnya sudah ada upaya untuk menumbuhkan dan mengembangkan wisata Pantai Bunga Indah ini, yaitu dengan menuangkan perencanaan dalam RPJMDes. “Cuma kan masih ada skala prioritas lain yang menjadi fokus kegiatan di desa, seperti stunting dan lain-lain. Sehingga untuk sementara kegiatan pariwisata di Desa Kuhanga belum dianggarkan di dana desa,” jelas Riban.
Meski begitu, baik Sangadi Ismail maupun Riban, mengaku tetap bertekad untuk senantiasa melakukan berbagai upaya guna pengembangan wisata Pantai Bunga Indah. Sebab, pantai ini memiliki keunikan dan keindahan yang dapat memberi kenyamanan bagi para wisatawan. (mul-din/dm1)
DM1.CO.ID, BANTEN: Menteri Koordinator Bidang Politik, hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Jenderal Wiranto, tiba-tiba diserang lalu ditikam oleh orang tak dikenal, Kamis (10/10/2019).