Bukan Bagian Salah Satu Kubu, Rizal Ramli Ekonom Senior “Milik Negara”

Bagikan dengan:
Oleh: Abdul Muis Syam (AMS)*

DM1.CO.ID: Kondisi ekonomi dalam negeri saat ini masih terus mengalami ketidakstabilan, bahkan sangat terasa kian memburuk dan menuju keterpurukan.

Meski pemerintah mengklaim diri telah bekerja secara prudent, namun nilai rupiah nyatanya malah “babak-belur” dihantam dolar, arus impor makin membabi-buta, dan utang luar negeri pun kini benar-benar kian meroket.

Psikis rakyat saat ini betul-betul terguncang lahir-batin, bukan hanya karena harga-harga kebutuhan hidup yang terus melambung, tetapi rakyat juga kini diselimuti kecemasan tinggi dengan guncangan gempa bumi yang telah terjadi di sejumlah daerah.

Dalam kondisi seperti itu, pemerintah nampaknya sangat sulit berbuat apa-apa. Entah pura-pura tidak sadar dan tak paham, atau mungkin karena memang tidak sadar dan samasekali tak paham dengan persoalan ekonomi yang sedang dihadapi saat ini? Entahlah!

Yang jelas, belum ada jalan keluar atau solusi yang bisa segera ditempuh oleh pemerintah guna memulihkan situasi parah yang terjadi saat ini.

Pemerintah kelihatannya malah lebih memilih sibuk menjamu peserta acara IMF-World Bank di Bali dengan menggelontorkan anggaran yang sangat besar. Sungguh, inilah kiranya yang disebut menari-nari di atas penderitaan rakyat.

Menyadari rentetan kondisi ekonomi  gawat nan genting seperti itu, Tim Koalisi pasangan Capres Prabowo-Sandi, yang justru mampu tampil memperlihatkan empati dan kepedulian terhadap nasib rakyat dan bangsa ini.

Yakni dengan mengundang Dr. Rizal Ramli selaku ekonom senior, Tim  Koalisi Prabowo-Sandi pun menggelar konferensi Pers terkait isu ekonomi yang sampai saat ini kondisinya kian berantakan.

Dalam konferensi Pers yang diselenggarakan pada Jumat malam (5/10/2018), di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara-Jakarta itu, Rizal Ramli menganalogikan Indonesia ibarat sesosok badan.

“Hari ini kita lampu merah ekonominya, krisisnya, dan masih akan berlanjut. Karena badan kita tidak sehat, antibody-nya kita kurang kuat. Kena virus apa saja kita bisa sakit,” ujar Rizal Ramli.

Dalam kondisi seperti itu, Rizal Ramli menyayangkan sikap pemerintah yang melempar kesalahan kepada pihak lain. “Tidak fair kalau menyalahkan semua hanya ke faktor-faktor internasional, Italia-lah, Turki-lah, US Fed-lah (Bank Sentral AS),”tutur Rizal Ramli.

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur inipun mengajak pemerintah untuk koreksi diri terhadap pengelolaan ekonomi di dalam negeri, dan tidak menyalahkan faktor internasional tersebut.

“Kita juga harus introspeksi, bahwa diri kita sendiri kita harus bikin sehat. Kita harus ambil langkah-langkah agar krisis ini berkurang,” tegas Rizal Ramli.

Mantan menteri keuangan inipun menyarankan kepada pemerintah sejumlah langkah-langkah dimaksud yang dapat ditempuh. “Menurut kami ada cara (buat pemerintah), asal berani,” lontar Rizal Ramli.

Langkah-langkah yang disarankan Rizal Ramli tersebut, di antaranya adalah kurangi defisit current account dan impor. “Caranya, jangan fokus dengan yang kecil-kecil, simplenter, yang 1.147 komoditi, cuma bedak, lipstik, tasbih, yang total impornya hanya lima Miliar Dolar satu tahun.

Dalam konferensi Pers tersebut, Rizal Ramli menguraikan dan menjelaskan sejumlah saran dan gagasan yang dapat ditempuh oleh pemerintah dalam mengatasi persoalan ekonomi di negeri ini.

Rizal Ramli bahkan menegaskan, bahwa saran atau gagasan dari manapun, termasuk dari pihak oposisi, hendaknya bisa ditempuh oleh pemerintah apabila memang itu adalah demi kebaikan dan juga untuk pemulihan masalah ekonomi bangsa.

Sayangnya, kehadiran Rizal Ramli dalam konferensi Pers itu dinilai subyektif oleh Tim Jokowi.

Sebab Rizal Ramli, menurut mereka (Tim Jokowi-Ma’ruf), adalah bagian dari Tim Koalisi Indonesia Adil-Makmur, yang juga sebagai salah satu anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.

Menyikapi pandangan subyektif terhadap Rizal Ramli tersebut, Dahnil A. Simanjuntak selaku juru bicara Tim Koalisi Prabowo-Sandi menyampaikan klarifikasi melalui akun Twitter-nya @Dahnilanzar.

Dahnil menulis, “@RamliRizal tidak termasuk Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Namun, beliau adl salah satu ekonom yg sering kami mintai pandangan terkait dengan isu2 ekonomi terkini. Semua potensi kecendikiawanan dg berbagai latarbelakang rutin kami undang”.

Sebetulnya, di awal kata pembuka Rizal Ramli dalam konferensi Pers tersebut juga sudah menjelaskan posisinya.

“Saya diundang di pertemuan ini, banyak ahli-ahli. Dan paling penting bukan hanya ahli, tapi keberpihakan hatinya ada di bangsa kita, ada di rakyat Indonesia. Itu yang menarik,” ujar mantan Menko Kemaritiman ini.

Sejauh ini, Rizal Ramli memang tidaklah pernah terlibat atau melibatkan diri dalam politik praktis, termasuk dalam urusan dukung-mendukung secara langsung kepada salah satu Capres dalam sebuah Pilpres.

Sebagai sosok pergerakan perubahan, Rizal Ramli sejak dulu selalu menjaga idealisme, kapabilitas, dan integritasnya, baik sebagai pejuang ekonomi konstitusi maupun sebagai negarawan. Sehingga, tak heran apabila dirinya bisa tampil secara leluasa di pihak atau di kubu manapun.

Dan tak sulit memahami sosok Rizal Ramli yang dapat dikatakan identik dengan pasal 33 UUD 1945. Yakni, “Saran dan gagasan ekonomi yang terkandung di dalam ide dan pikiran Rizal Ramli adalah dapat dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat.”

—–

*Penulis adalah Aktivis Kedaulatan Rakyat; Pengamat Politik Independen; dan Presidium GSI (Gerakan Selamatkan Indonesia)
Bagikan dengan:

Muis Syam

4,919 views

Next Post

Warga Keluhkan Bantuan Logistik untuk Korban Tsunami Palu tidak Merata

Ming Okt 7 , 2018
Wartawan: Kisman Abubakar~ Editor: Avi| DM1.CO.ID, PALU: Penyaluran bantuan logistik berupa makanan, pakaian, obat-obatan, dan beberapa kebutuhan mendasar lainnya yang terus mengalir di tiga lokasi bencana gempa dan tsunami yakni Palu, Donggala, dan Sigi, dinilai belum juga merata dan maksimal.