Wartawan: Rizal Mailili~ Editor: Dewi Mutiara|
DM1.CO.ID, GORONTALO: Dalam kebutuhan sehari-hari, sebagian besar masyarakat Gorontalo menggunakan jasa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk suplai air bersih.
Menurut data yang didapat langsung dari Kepala Bagian Teknik dan Pengembangan, Lucky Paudi ST, MSi. Saat ini, Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Kota Gorontalo telah tersebar jaringannya di beberapa wilayah di Gorontalo.
Dengan total kapasitas PDAM Kota Gorontalo yang sebesar 338 liter air per detik, tercatat hingga Oktober terdapat 25.915 pelanggan yang aktif maupun non aktif, sedangkan pelanggan yang aktif kurang lebih sebanyak dua puluh tiga ribuan.
Contohnya, instalasi di Kecamatan Sipatana, yang memiliki kapasitas suplai air 70 Liter per detik ini melayani Kecamatan Sipatana, Kota Utara dan sebagian Kota Timur. Juga instalasi-instalasi lainnya yang berlokasi di beberapa wilayah, melayani berbagai area jangkauan dengan beragam jumlah kapasitas liter air per detiknya.
Saat ditemui kru DM 1 di kantor PDAM Kota Gorontalo, Kamis (22/11/2018), Kepala Bagian Teknik dan Pengembangan, Lucky Paudi ST, MSi, mengatakan, IPA sudah tersebar di beberapa wilayah di Gorontalo, namun saat ini suplai air dari PDAM masih berkendala, terutama di daerah dataran tinggi dan jauh dari instalasi.
“Contohnya daerah Tanjung Kramat, air disana tidak dua puluh empat jam, masih bergilir, baru bisa beroperasi setiap tiga jam,” ujar Lucky.
Untuk mengatasi kendala suplai air tersebut, Lucky menjelaskan, PDAM Kota Gorontalo memanfaatkan bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk membangun sistem jaringan pipa lewat pinggiran pantai.
PDAM juga membangun bak penampungan air (Reservoir) dengan kapasitas 36 kubik di Kelurahan Tanjung Kramat, yang sistem pengalirannya untuk dua wilayah. Dimana Sebelumnya, air didistribusikan langsung dari instalasi, akibatnya, pelanggan yang ada di dataran tinggi mengalami kesusahan mendapatkan suplai air.
“Kita sudah buat bak penampungan air di Kelurahan Tanjung Kramat, teknisnya, air ditampung di reservoir, lalu didistribusikan ke pelanggan menggunakan pompa, bak penampungan air itu harus tetap diisi secara terus menerus, dengan catatan air yang ada di bak penampungan Kelurahan Pohe harus selalu terisi,” jelas Lucky.
Lebih lanjut, Lucky menambahkan, saat ini Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada di beberapa wilayah, sudah tidak mampu melayani beberapa unit sambungan pipa.
Pasalnya, usia instalasi tersebut sudah 35 tahun, dan hingga sekarang belum ada peremajaan atau penggantian peralatan dan unsur mekanikal lainnya, yang ada hanya perbaikan-perbaikan kecil. Sehingga, kapasitas yang seharusnya sekian liter per detik mengalami penurunan.
“Seperti yang terjadi di instalasi Kabila, dengan kapasitas dua ratus delapan belas Liter air per detik, kami akan mengevaluasi kondisi kapasitasnya, apakah masih sama atau sudah menurun?” tutur Lucky.
Diakui Lucky, sistem jaringan yang ada saat ini sudah tidak layak lagi, hal ini dikarenakan jalanan yang ada di Kota Gorontalo dilalui kendaraan dengan bobot-bobot besar, padahal sebelumnya hanya dilewati kendaraan dengan bobot kecil seperti alat transportasi bendi dan gerobak, sehingga hal itu mempengaruhi infrastruktur PDAM termasuk sistem jaringan pipa.
Dengan kondisi demikian, PDAM Kota Gorontalo mengajukan permohonan dana APBN untuk tahun depan, guna membangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas 2 x 20 Liter per detik di Kelurahan Botu.
Disisi lain, PDAM sudah melakukan upaya peningkatan pelayanan, dengan cara bekerja sama dengan pemerintah juga swasta.
“Kami sudah mendapat bantuan teknis dari Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPP SPAM), hanya saja untuk pelaksanaannya kami masih belum mengetahui, karena kami masih menunggu hasil studi dari BPP SPAM,” ungkap Lucky.
Disamping itu, selain mengandalkan anggaran APBN, PDAM Kota Gorontalo juga mengharapkan dana APBD Kota Gorontalo dalam rencana kerjanya tahun depan, yakni melakukan rehabilitasi atau mengganti sistem jaringan pipa yang ada saat ini, dan menggantinya dengan diameter yang lebih besar.
Meskipun demikian, Lucky tidak menampik jika saat ini masih terdapat keluhan-keluhan dari pelanggan yang disebabkan karena air mengalami keruh di beberapa wilayah.
“Di sistem jaringan pipa, ada konstruksi beton, baja, dan fiber. Sehingga ketika air tertampung di bak penampungan, air tetap membawa sedimen meskipun sudah menggunakan penyaringan apapun. Sedimen tersebut mengalami pengendapan di sistem jaringan pipa, maka pada saat proses pemompaan air, endapan sedimen itu terbongkar, itulah yang menjadi penyebab air keruh. Walaupun begitu, kami tetap berusaha memperbaikinya karena saat ini sudah ada teknologi-teknologi terbaru untuk mengatasi hal-hal seperti itu,” Ungkap Lucky.
Dalam perjalanannya, PDAM Kota Gorontalo saat ini terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, salah satunya dengan penggunaan Geografi Informasi Sistem (GIS) pada sistem jaringan pipa.
“Saat ini kami sudah memakai GIS, keuntungannya yakni memudahkan kita dalam memantau sistem jaringan pipa, memantau data pelanggan di lapangan, juga bisa memantau penggunaan air dan tunggakan pelanggan setiap bulan,” pungkas Lucky. (ical/dmk/dm1)
Kam Nov 29 , 2018
Wartawan: Rizal Mailili~ Editor: AMS|| DM1.CO.ID, GORONTALO: Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) telah menjadi salah satu program andalan nasional, yang kini sedang digenjot pelaksanaannya di seluruh pemerintahan di daerah, salah satunya di Provinsi Gorontalo.