DM1.CO.ID, JAKARTA: Menjamurnya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dipastikan hanya memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maraknya korupsi di Indonesia, membuat Indonesia tertinggal dari negara-negara ASEAN lain, seperti Vietnam dan Malaysia.
Hal tersebut dikemukakan mantan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, DR. Rizal Ramli, dalam diskusi yang mengusung tema: “Sistem Ekonomi Berkeadilan: Mengurai Kesenjangan”, yang digelar oleh Pergerakan Indonesia Maju (PIM), di Jakarta, Kamis (22/2/2018).
Menurut Rizal Ramli yang juga pernah menjabat Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, negara-negara tersebut (Vietnam, Malaysia) berangkat dari tingkat ekonomi yang sama sekitar 40 tahun lalu, namun sekarang mereka justru bisa lebih unggul daripada Indonesia.
“(kondisi) ini harus berani diubah, banyak sekali kepala daerah masuk penjara karena politik uang di Indonesia,” ujar Rizal Ramli.
Untuk mengatasi masalah korupsi, penasehat ekonomi di PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) inipun menyarankan, perlu adanya perubahan terkait anggaran dan sistem kepartaian yang lebih berorientasi pada pembentukkan kader berkualitas.
Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Keuangan era Gus Dur tersebut mengingatkan, bahwa selain masalah korupsi, ada hal lain yang juga turut memperlambat pertumbuhan ekonomi di negeri ini, yakni pembangunan di Indonesia memiliki corak neoliberalisme ala Bank Dunia.
Dikatakannya, sejak Presiden Soeharto, pembangunan Indonesia berkiblat pada neoliberalisme ala Bank Dunia. “Dan ini pintu masuk neokolonialisme. Belasan undang-undang dibiayai oleh orang asing untuk memperkokoh penguasaannya di Indonesia,” ungkap Rizal.
Rizal Ramli yang juga merupakan tikoh pergerakan perubahan di negeri inipun menilai, kemungkinan adanya pengaruh asing dalam penyusunan payung hukum tersebut menyebabkan tidak adanya keterkaitan dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila.
Menyikapi kondisi tersebut, Rizal Ramli pun mengingatkan agar Indonesia mulai untuk memperhatikan pembangunan ekosistem yang mendukung inovasi agar tidak semakin tertinggal dari negara-negara ASEAN.
“Negara yang berani melakukan inovasi bakal menjadi negara hebat,” tegas Rizal Ramli.
(dbs-ams/dm1)