DM1.CO.ID, BOALEMO: Dari Rapat Koordinasi yang membahas beberapa investor yang akan masuk atau menanamkan investasinya di Kabupaten Boalemo, yang digelar pada November 2017 lalu, dipenuhi perbincangan yang cukup serius.
Salah satunya adalah rencana PT. Sumber Alfaria Trijaya TBK, atau yang lebih dikenal dengan nama “Alfamart”, dikabarkan telah menyatakan keseriusannya untuk segera menancapkan usaha dan bisnisnya di Boalemo. Namun, rencana itu nampaknya memunculkan pro dan kontra.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Energi Sumber Daya Mineral (DPM-ESDM) Boalemo, Yakop Musa, saat ditemui di ruang kerjanya membenarkan hal tersebut. Namun Yakop mengingat-kan, bahwa di mana-mana pro dan kontra itu biasa terjadi.
“Itu sudah kita bicarakan bersama dalam rapat bulan kemarin (November). Dan juga berdasarkan arahan dari bupati, bahwa kita prinsipnya setiap investor yang akan masuk harus kita layani. Akan tetapi, mereka harus mengikuti ketentuan dan mekanisme aturan yang sudah diatur di daerah ini,” ujar Yakop.
Ada beberapa hal, kata Yakop, yang menjadi perhatian dari peserta rapat koordinasi tersebut. Salah satunya adalah penegasan bupati, yakni pada prinsipnya Pemerintah Kabupaten Boalemo siap menerima masuknya pihak investor, dengan ketentuan bahwa mereka harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat dan pemerintah setempat.
Yakop menyebutkan, karena Pemerintah Boalemo sudah memberikan izin prinsip untuk perusahaan retail ini, maka mereka harus segera mengurus izin-izin yang diperlukan lainnya.
Yakop membeberkan, bahwa sesuai rencana perusahaan retail Alfamart ini akan membuka kurang lebih sepuluh outlet yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Boalemo pada tahap pertama. Yakni, di wilayah Kecamatan Tilamuta, Mananggu, Paguyaman, dan Wonosari.
Menurut Yakop, jika rencana masuknya Alfamart di Boalemo menimbulkan pro-kontra, maka baiknya dilihat dari sisi positifnya. Di antaranya, masyarakat bisa menitipkan produk lokal yang berkualitas di perusahaan di seluruh outlet yang ada.
“Apalagi memang perusahaan (Alfamart) tersebut diwajibkan oleh pemerintah daerah untuk merekrut tenaga kerja lokal minimal 70%,” ungkapnya.
Dengan begitu, lanjut Yakop, kehadiran perusahaan retail Alfamart ini sebetulnya sangat membantu daerah dalam hal upaya menguranggi jumlah angka pengangguran di Boalemo.
“Kami mengharapakan dengan kehadiran investor Alfamart ini masyarakat bisa mengadopsi sisi-sisi positifnya, misalnya dari sisi manajemennya, sehingga masyarakat Boalemo bisa semakin siap dalam menghadapi persaingan ke depan. Karena kalau kita tidak siap, pasti kita akan ketinggalan,” terang Yakop.
Sementara itu, Ratmi Igirisa, salah satu masyarakat yang telah menjalankan usaha toko barang-barang harian saat diwawancarai mengaku tak mempermasalahkan rencana masuknya Alfamart di Boalemo. “Rezeki datangnya dari Allah, persaingan itu biasa, kita hanya berusaha menyediakan barang-barang keperluan harian masyarakat,” ujar Ratmi.
Dengan datangnya perusahaan retail Alfamart di Boalemo, lanjut Ratmi, bukan berarti usaha toko/kios yang sudah ada sebelumnya akan tutup.
“Kan tetap kita menjual sebagaimana biasanya. Tidak mungkin Alfa-mart menyediakan produk vetsin atau garam eceran, apalagi menjual rokok eceran. Pasti masyarakat larinya ke toko/kios kecil kalau membeli eceran. Dari sisi positifnya kita para usaha toko/kios masih diuntungkan dengan hal seperti itu,” tutur Ratmi.
(kab/dm1)