DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Beberapa hari lagi, atau tepatnya pada Senin (11/4/2022) mendatang, masa jabatan Belli Harli Tombili sebagai Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim), berakhir.
Terhitung, Belli yang juga menduduki jabatan selaku Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) itu, telah dua kali ditunjuk sebagai Pj Sekda Koltim oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi SH.
Bahkan pasca penangkapan Bupati Koltim (Andi Merya Nur) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada September 2021 lalu, Belli sempat ditunjuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Bupati Koltim.
Olehnya itu, menurut sejumlah pihak menyebutkan, bahwa sesuai aturan, Belli sudah tak dapat lagi menduduki jabatan Pj Sekda.
Namun meski begitu, Belli masih punya peluang manis untuk ditunjuk sebagai Pj Bupati Koltim selanjutnya setelah Pj Bupati saat ini, Sulwan Aboenawas, juga mengalami akhir masa jabatannya (sebagai Pj) pada November 2022. “Semua tergantung Gubernur,” lontar sejumlah pihak.
Lalu siapa saja figur yang disebut-sebut akan menggantikan posisi Belli sebagai Pj Sekda selanjutnya?
Dari desas-desus yang berkembang di kalangan birokrat Koltim menyebutkan, bahwa sesudah Belli mengakhiri tugasnya itu, maka kemungkinan besar Gubernur Sultra akan langsung melantik Sekda definitif yang sempat terjaring dalam assesment tahun 2021.
Sekadar diketahui, sempat terjadi penjaringan tiga pejabat eselon II di tahun 2021, saat Andi Merya Nur masih sebagai Bupati Koltim. Ketiganya adalah Andi Muh Iqbal Tongasa (Itong), Asisten II; Sawal Syarifudin, Kadis Lingkungan Hidup Koltim; dan Akbar yang saat ini Kepala BPBD Kabupaten Kolaka.
Namun tindak-lanjut penjaringan itu mengalami kemacetan. Yakni, setelah Bupati Andi Merya terkena OTT (Operasi Tangkap Tangan) KPK, maka proses hasil seleksi ketiga calon Sekda definitif tersebut mentok di tangan Gubernur Sultra. Sampai-sampai Ali Mazi selaku Gubernur Sultra lebih memilih menunjukkan “orang lain” untuk mengisi kekosongan sebagai Penjabat Sekda.
Dari ketiga nama calon Sekda definitif yang pernah mengikuti seleksi, dua nama yang cukup santer menjadi perbincangan kalangan birokrat. Yaitu, Sawal Syarifudin dan Itong.
Namun perbincangan yang muncul cenderung menilai bahwa jabatan itu bakal diduduki oleh Sawal Syarifudin. Sebab konon, Gubernur kurang berkenan memilih Itong lantaran saat pengusulan tiga nama, Ali Mazi sedikit tersinggung lantaran pengusulan calon Sekda tidak melalui meja Gubernur, akan tetapi langsung diajukan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Meski demikian, sebagian birokrat juga mengandalkan bila Itong bakal menduduki jabatan Sekda definitif. Sebab, mereka berpendapat bahwa Itong memiliki relasi yang kuat di Kemendagri.
Hal ini kemudian diduga memicu munculnya asumsi atau penilaian berbeda. Yakni, menurut sebagian kalangan birokrat, bahwa Gubernur Sultra lebih memilih Sawal Syarifudin sebagai Sekda Koltim. Sementra versi Kemendagri, konon, menginginkan Itong.
Jika tarik ulur ini tidak mendapatkan titik temu, maka bisa dipastikan Gubernur Sultra akan kembali “menunjuk” seseorang sebagai Penjabat Sekda pasca Belli Harli Tombili. Dan kemungkinan posisi Sekda pasca Belli akan diisi sementara waktu oleh Asisten I, Arisman, sebagai Plh (Pelaksana Harian) sambil menunggu pejabat Sekda definitif atau Pj Sekda yang ditunjuk oleh Gubernur. (rul/dm1)