DM1.CO.ID, JAKARTA: Meski hanya sekitar setahun menjabat Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Sumberdaya, namun tidak sedikit terobosan yang dapat dimunculkan dan berhasil dilakukan oleh Rizal Ramli. Salah satunya adalah terobosan kemajuan di dunia pariwisata.
Saat itu, Rizal Ramli yang memang dikenal sebagai sosok pekerja cerdas yang pro-rakyat itu mengeluarkan sejumlah kebijakannya, salah satunya di sektor Pariwisata.
Yakni, guna mengembangkan industri pariwisata di tanah air, Rizal Ramli melakukan terobosan dengan menetapkan 10 destinasi wisata prioritas. Langkah ini terbilang baru, karena sebelumnya dana pengembangan pariwisata disebar ke banyak daerah tujuan wisata. Tentu saja dana tersebut jadi mengecil jumlahnya karena dibagi-bagi ke seluruh daerah. Akibatnya, pencapaian pembangunan dan perubahan pun sangat tidak signifikan.
Cara-cara itula yang diubah Rizal Ramli dengan hanya menetapkan 10 destinasi wisata prioritas. Rizal Ramli yakin, dengan hanya menetapkan 10 objek wisata sebagai destinasi prioritas, maka lapangan kerja diyakini akan naik dari tiga juta menjadi 7 juta pada 2019.
Dari terobosan tersebut, Rizal Ramli pun menyakini jumlah wisatawan yang sebelumnya 10 juta akan dapat ditargetkan pencapaiannya hingga 20 juta orang (wisatawan) pada tahun 2019, sehingga penerimaan devisa juga akan naik dari US$10 Miliar menjadi US$20 Miliar.
Ke-10 destinasi wisata prioritas yang ditetapkan oleh Rizal Ramli tersebut adalah: Danau Toba (Sumatera Utara), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai(Maluku Utara), serta Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur).
Dan saat masih menjabat Menko Kemaritiman dan Sumberdaya, selain menggenjot Danau Toba, Rizal Ramli juga bahkan sempat menggodok secara khusus Nusa Tenggara Timur (NTT) agar dapat menjadi destinasi wisata yang mendunia. Ia pun kemudian mendorong diadakanya ajang Balap Sepeda Internasional: “Tour de Flores (TdF)”, dan kemudian Rizal Ramli pun meresmikan ajang perdana tersebut, pada Rabu (18/5/2016) silam.
Saat membuka Tour de Flores, Rizal Ramli bahkan menyatakan dirinya sebagai Menko Kemartiman akan menjadikan ajang TdF ini sebagai agenda tahunan.
“Saya baru saja dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli, dan Pak Menteri menyetujui Tour de Flores menjadi event (kegiatan) tetap tahunan,” ujar Lebu Raya menyatakan kegembiraannya kepada Rizal Ramli saat itu pada acara pelepasan lomba balap sepeda internasional, di Larantuka-NTT, Kamis (19/5/2016).
Dan baru dua bulan usai pelaksanaan TdF tersebut, jumlah wisatawan ke NTT sudah langsung meningkat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu, pada rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan Tour de Flores 2016 yang berlangsung di Hotel Wailiti Maumere, Selasa (19/7/2017) silam.
Marius menyebutkan, Tour de Flores telah menimbulkan dampak besar bagi dunia pariwisata NTT, khususnya Flores. Pada Juni tahun ini (2016), kata Marius, sudah sekitar 5 ribu wisatawan dari Polandia datang ke Flores dan juga ke wilayah NTT lainnya.
Itu baru kabar dua bulan pasca TdF. Tapi secara total, menurut Marius, jumlah wisatawan ke NTT tahun 2016 telah berhasil tembus 1 juta orang.
“Jumlah wisatawan itu belum termasuk dua daerah di NTT yang belum masukkan datanya secara lengkap ke kami (Dinas Pariwisata Ekonomi dan Kreatif NTT), sehingga setelah kita hitung semua maka jumlah kunjungan wisatawan ke NTT berjumlah satu juta orang,” ungkap Marius kepada KompasTravel, Ahad (12/2/2017).
Marius memaparkan, bahwa kunjungan wisatawan ke NTT pada tahun 2016 meningkat pesat sekitar 40 persen lebih jika dibandingkan pada tahun 2015.
Marius pun merinci, jika pada tahun 2015 jumlah wisatawan domestik tercatat pada angka 441.000 orang, maka pada tahun 2016 angka itu pun naik secara signifikan menjadi 832.000.
Demikian juga, kata Marius, pada wisatawan asing. Yang mana pada tahun 2015 hanya berkisar 60.000 orang, naik menjadi 140.000 orang pada tahun 2016.
Dan tentu saja hal ini tak bisa disangkal, bahwa jumlah wisatawan ke NTT bisa tembus hingga 1 juta orang tersebut adalah juga bagian dari langkah dan terobosan yang dilakukan oleh Rizal Ramli semasa menjabat Menko Kemaritiman dan Sumberdaya selama setahun. Dan setahun tersebut Rizal Ramli ibarat baru melakukan “pemanasan”. Sedangkan baru “pemanasan” saja hasilnya sudah signifikan, apalagi kalau sudah benar-benar “full–action”.