Tentang Demo 4 November: “Andai Saya Jokowi….”

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, JAKARTA: Meski Demo Akbar “Membela Islam” yang digelar pada Jumat (4/11/2016) kemarin telah usai, namun tidak sedikit yang amat kecewa dengan sikap yang dipertontonkan oleh Jokowi selaku Presiden dalam menghadapi para pendemo. Padahal, peristiwa demo seperti itu baru kali pertama terjadi sepanjang sejarah di tanah air.

Sehingganya, tak sedikit publik yang mengaku kecewa atas sikap dan cara Presiden Jokowi dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah serta  tuntutan para pendemo.

Kekecewaan itu cukup beralasan, sebab sejauh ini publik tahu bahwa Presiden Jokowi adalah sosok yang merakyat, yang senantiasa melakukan blusukan dengan mengunjungi rakyat. Namun giliran rakyat yang “blusukan” ke Jokowi, malah Jokowi yang menolak untuk ditemui oleh rakyat. Akibatnya, sempat terjadi sedikit kerusuhan.

Parahnya, di saat mengetahui terjadi kerusuhan, Jokowi malah menyalahkan pihak-pihak tertentu dengan menuding bahwa ada aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi.

Sejumlah netizen pun menilai bahwa tudingan Presiden itu tak berdasar sehingga perlu pembuktian. Coba kalau seandainya Jokowi berani menerima perwakilan pendemo  di istana negara, maka sudah pasti tidak akan terjadi kerusuhan. Begitu celoteh sejumlah netizen di berbagai medsos.

Celoteh lainnya. Beberapa menit setelah melakukan Rapat Terbatas (Ratas) terkait tuntutan aksi demo 4 November, Presiden Jokowi melangsungkan siaran Pers, Sabtu dinihari sekitar pukul 00.05 WIB (5/11/2016).

Namun tak sedikit netizen menyayangkan dan mempertanyakan, poin-poin apa gerangan yang dihasilkan dan diputuskan dalam Ratas tersebut? Mengapa tidak disampaikan secara detail oleh Presiden Jokowi.

Sebagaimana diketahui, dalam siaran Pers tersebut, Presiden Jokowi nampak hanya membacakan pandangannya, dan sama sekali tidak mengeluarkan poin-poin kebijakan sebagai seorang presiden untuk menjadi jaminan penyelesaian terhadap masalah yang dituntut para pendemo.

Sehingga menurut sejumlah netizen, Jokowi pada acara siaran Pers tersebut hanya tampil menyerupai seorang pengamat.

Padahal, menurut publik, pendemo sebenarnya sangat menanti-nantikan sikap tegas Jokowi sebagai Presiden. Misalnya, dengan melontarkan perintah langsung secara tegas (yang keluar dari mulutnya sendiri sebagai poin kebijakan) kepada Kapolri untuk segera mengadili Basuki Tjahaja Purnama. Bukan malah hanya memberitahu hasil pertemuan yang dilakukan Wapres dengan perwakilan pendemo.

Namun ada celoteh yang cukup menarik dari seorang netizen bernama Anas Zainal yang dibagikan oleh pemilik akun FB bernama Abdul Azis. Berikut celotehnya:

“Andai saya Jokowi….”

Andai saya Jokowi, hari ini saya akan shalat Jum’at di Istiqlal…
Saya ajak Pak JK dan Kapolri…
Habis Jum’at, saya kasih sambutan… Lalu
pak Kapolri berbicara, menjelaskan progress penanganan kasus Ahok…

Hanya sesederhana itu… tidak rumit…
Masalah ini, akan lebih mudah diselesaikan di masjid
daripada di halaman istana negara…

Pak Jokowi yang “katanya” simpel, sederhana, dan merakyat…
Kok  jadi njelimet begini gara-gara satu orang penista al-Qur’an…

(nt/DM1)
Bagikan dengan:

Muis Syam

4,757 views

Next Post

Miras dan Maksiat di Mana-mana, Wawali Gorontalo Tegaskan Perlu Ada Perda Serambi Madinah

Ming Nov 6 , 2016
DM1.CO.ID, GORONTALO: Pada Selasa (1/11/2016) lalu, seluruh kru (wartawan dan karyawan) Kantor Berita Online (KBO) “Dunia Media Satu (DM1)” memenuhi undangan diskusi dr. Budi Doku di ruang kerja Wakil Walikota Gorontalo.