Wartawan : Vita Pakai~ Editor : Vita Pakai |
DM1.CO.ID, GORONTALO: Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo menghadiri sekaligus membuka kegiatan Pelatihan Tim Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Gorontalo yang dihadiri oleh kepala desa, camat, dan pimpinan SOPD terkait yang dilaksanakan di Hotel Milana Limboto, Senin (14/5/2018).
Pada agenda yang juga hadiri oleh ratusan Satgas, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Gorontalo Dewi Masita Usman, dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya sangat bersyukur karena dengan adanya pelatihan Satgas selama tiga tahun berturut-turut dapat membuahkan hasil, dimana tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Gorontalo mengalami penurunan.
“Alhamdulillah dengan adanya satgas yang kita latih selama tiga tahun berturut-turut ini, tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami penurunan, yang tadinya 66 kasus, Alhamdulillah di 2017 hanya 32 kasus,” ujar Dewi.
Sementara itu, Bupati Nelson Pomalingo saat usai menghadiri kegiatan mengatakan, bahwa lembaga Dinas pemberdayaan Perempuan dan Anak sangat dibutuhkan tidak hanya di tingkat kabupaten melainkan juga harus menyentuh sampai dengan tingkat kecamatan dan desa, sehingga dengan dibentuknya satgas maka setidaknya penyakit sosial yang ada di masyarakat bisa dicegah dari akar-akarnya, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
“Kita hari ini punya lembaga Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, tapi tidak cukup sampai di tingkat kabupaten, maka kita butuh menyentuh sampai dengan tingkat kecamatan dan desa, oleh karena itu, kita membentuk satgas. Apalagi seperti data menunjukan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, tidak hanya itu tetapi penyakit sosial lainnya, seperti narkoba, trafficking, dan seks bebas yang melanda anak-anak kita dan itu harus dicegah dari akar-akarnya baik dilingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat,” tutur Bupati Nelson.
Selain Satgas, Bupati Nelson juga mengatakan pentingnya Puspaga atau yang dikenal dengan Pusat Pembelajaran Keluarga. Dimana ada para ahli psikologi dan stake holder yang akan menata dan menasehati mereka.
“Semuanya ini butuh kolaborasi, sehingga didalam satgas ini tidak hanya kepala desa, camat, tapi juga tim penggerak PKK, Kantor Urusan Agama, bahkan hingga koramil untuk menangani secara bersama tentang bagaimana problem sosial yang sering terjadi pada perempuan dan anak,” tukas Bupati Nelson.
[vit/dm1]