DM1.CO.ID, JAKARTA: Terhembus kabar bahwa Presiden Jokowi akan kembali melakukan reshuffle di lingkungan Kabinet Kerja pada awal 2017.
Johan Budi selaku juru bicara (jubir) presiden dalam menanggapi kabar tersebut pun tidak membantah, namun ia mengaku belum mendengar secara langsung dari mulut presiden.
“Saya sendiri belum pernah dengar secara langsung dari Presiden soal reshuffle,” ujar Johan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (28/12/2016).
Sejumlah menteri yang dinilai kurang mampu mempersembahkan kinerjanya dengan maksimal akan dieliminasi, terutama menteri-menteri di bidang ekonomi. Dan termasuk pula sejumlah lembaga yang berada langsung di bawah Presiden akan dilakukan penyegaran.
Namun meski kabar ini telah mencuat, kata Johan, reshuffle kabinet tetaplah menjadi hak preogratif dari Presiden. “Merombak kabinet sepenuhnya kewenangan sekaligus hak prerogatif Presiden,” tutur mantan Jubir KPK itu.
Sebagaimana diketahui, selama menjabat presiden sejak diambil sumpahnya 20 Oktober 2014 oleh MPR, Jokowi sudah melakukan dua kali perombakan kabinet. Yakni pada Agustus 2015 dan akhir Juli 2016, dan kini dikabarkan awal 2017 kembali akan dilakukan reshuffle.
Sinyal kabar tersebut salah satunya dikuatkan dengan statement Presiden Jokowi saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/12/2016).
“Target saya ke Menpar (Menteri Pariwisata) 20 juta. Kalau nggak ketemu 20 juta, ya dicopot,” tegas Jokowi disambut tepuk tangan peserta Rapimnas Kadin.
Bahkan ada analisis, bahwa apabila Ahok tidak memenangkan Pilkada Gubernur, maka sangat memungkinkan Presiden Jokowi akan menyiapkan satu job buat Ahok di dalam Kabinet Kerja. Mungkinkah? Maybe yes, maybe No?!