Akibat Corona, Pekerja Rabat Beton di Desa Bulontala Timur Mendadak “Bermunculan”

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, BONE-BOLANGO: Pada Februari 2020 lalu, telah dilakukan pembahasan pra pelaksanaan pembangunan. Dan pada Kamis (9 April 2020), hasil pembahasan tersebut telah direalisasikan oleh Pemerintah Desa Bulontala Timur, Kecamatan Suwawa Selatan, Kabupaten Bone Bolango.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Desa (Kades) Bulontala Timur, Riantje Hasan, S.AP, terkait Dana Desa yang telah cair, untuk kemudian disesuaikan dengan RAB yang telah disepakati bersama.

Meski begitu, pra pelaksanaan pembangunan, khususnya pembuatan rabat beton diakui mengalami sedikit kesulitan, dan tiba-tiba terlaksana tidak seperti yang dibayangkan karena ada hal-hal yang terduga.

Ketua TPK (Tim Pengelola Kegiatan), Roni Ibrahim, mengungkapkan kendala dalam hal pembangunan tersebut salah satunya terletak pada cuaca yang tidak bersahabat, sehingga pekerjaan sedikit tersendat.

“Sedangkan kita menggunakan pekerja harian lepas,  sehingga gaji di RAB sehari penuh, terpaksa dibayarkan masih setengah hari kerja karena memang kondisi cuaca tidak bersahabat dalam hal ini hujan,” ungkap Roni, berharap agar kondisi ini tidak mengurangi kualitas hasil pekerjaan.

Sedangkan hal tak terduga yang dimaksud Kades Riantje adalah terkait jumlah pekerja. Yakni, yang disepakti adalah terdiri kepala tukang 4 orang,  serta pembantu tukang 8 orang. Namun tiba-tiba terjadi ketambahan jumlah pekerjanya.

Kades Riantje mengungkapkan, baru berjalan tiga hari pelaksanaan pekerjaannya, tiba-tiba banyak warga yang berdatangan dan langsung bekerja tanpa sebelumnya dilibatkan.

Setelah ditelusuri, kata Kades Rianjte, ternyata ketambahan jumlah pekerja atas inisiatif warga itu sendiri adalah lantaran Covid-19 yang mengakibatkan sulitnya warga mendapatkan pekerjaan atau penghasilan harian. Bahkan ada yang mengaku kehilangan pekerjaan karena wabah virus Corona.

“Saya selaku Kades tidak bisa berbuat apa-apa,  saya pun sayang terhadap warga saya yang tidak punya pekerjaan, sehingga semuanya terpaksa ditampung untuk sementara,” jelas Kades Riantje.

Olehnya itu, menurut Kades 3 periode ini, apabila ada kekurangan dana ataupun pekerjaan yang  hasilnya tidak sesuai maka itu semata-mata karena menyesuaikan keadaan sekarang yang serba sempit dan sulit.

“Alokasi Dana Desa telah di sepakati bersama sebelum Wabah Covid ini datang, sehingga pemerintah desa pun tidak bisa berbuat banyak,” urai Riantje.

Banyaknya pekerja, menurut Riantje, membuat pihaknya khawatir jika anggaran yang sudah dialokasikan untuk pelaksaan pekerjaan ini tidak mencukupi. “Di sisi lain saya takut tidak bisa membayarkan gaji mereka sesuai dengan lelahnya, atau bahkan tidak bisa membayar lelahnya,” jelas Riantje.

Olehnya itu, agar tidak terjadi risiko yang besar, Kades Riantje pun mengaku akan memberikan pengertian kepada warga yang tidak termasuk sebagai pekerja agar menghentikan keterlibatannya dalam proyek ini, sambil bersabar menunggu untuk mencari solusi lainnya.

“Harapan terakhir saya selaku Kades, semoga saja wabah Covid-19 ini segera berakhir, sehingga pekerjaan dapat terlaksana sampai finish, dan tidak mengalami kendala yang berarti,” pungkas Kades Riantje. (res/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

13,539 views

Next Post

Mengaku Istrinya Diselingkuhi, Warga Bongo Nol Habisi Nyawa Pria ini

Jum Apr 10 , 2020
DM1.CO.ID, BOALEMO:  Warga Dusun Sipatana, Desa Bongo Nol, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo dikagetkan dengan peristiwa penikaman yang menyebabkan seorang petani, Opin Ahmad (28) tewas seketika, Kamis (9/4/2020).