Renungan untuk Calon Sekda Boalemo; “Tak Ada Jalur Bebas Hambatan”

Bagikan dengan:

Oleh: H.Nizam Dai, S.IPem

KETIKA kita bersiap diri untuk melaju di jalan menuju kawasan yang belum dikenal terbentang di depan, tentu kita akan memerlukan jenis kendaraan baru.

Disamping itu juga, kita harus mempunyai keahlian yang berbeda untuk mengemudikannya dan pemahaman mengenai arah yang serba lain. Harus disadari bahwa dunia yang dijelajahi pada abad ke 21 ini sudah berbeda jauh dengan abad-abad sebelumnya.

Dalam konteks ini, segala sesuatu yang dulu sepertinya sudah menyatu dengan sikap kita sebagai birokrat. Harus serta merta kita ubah dan disesuaikan dengan UU tentang pemerintahan daerah yang sangat berbeda.

Tentu saja itikat untuk merubah semua ini memerlukan upaya adaptasi dengan semangat baru, yakni semangat sebagai seorang ENTERPRENEURIAL BUREAUCRATS. Menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan sekarang ini, para birokrat akan dihadapkan pada jawaban yang tidak sederhana. Tidak ada jalur bebas hambatan ke masa depan, tidak ada jalan pintas dan tidak ada pula satu jalan terbaik.

Maka dengan memaparkan panorama dari keseluruhan hamparan kawasannya, semangat enterprising spirit ini mungkin berguna bagi jajaran Birokrat di Kabupaten Boalemo, terutama posisi Sekretaris Daerah (Sekda), yang sebagai penunjuk jalannya.

Harus di pahami pula, bahwa masa depan bukanlah suatu kontinuasi atau terusan dari masa silam, sebaliknya masa depan akan merupakan rangkaian peristiwa yang discontinue. Hanya dengan menerima diskontinuitas itu dan berbuat sesuatu terhadapnya, barangkali kita akan punya kesempatan untuk terus bertahan dan berhasil dalam menjawab tantangan abad baru.

Yang menarik dari diskontinuitas itu adalah, bahwa ia menawarkan kesempatan yang sama bagi siapa saja. Itu berarti tak seorang pun memiliki, apalagi memonopoli masa depan. Tetapi agar kita dapat memperoleh pegangan di masa depan, kita harus membiarkan masa silam berlalu. Kita harus menantang dan dalam banyak hal melepaskan, atau melupakan pembelajaran kita mengenai model-model lama, paradigma-paradigma lama, asas-asas lama dan resep-resep keberhasilan yang lama.

Dimensi utama managemen masa pemerintahan daerah adalah pelayanan masyarakat (public service), yang sangat tergantung pada fungsi managemen harus memberikan better value for money, dengan menetapkan pada pihak pemda apa mampu memberikan layanan yang efektif, efisien dan ekonomis.

Kuatnya tuntutan akan peningkatan mutu pelayanan dikarenakan masyarakat sekarang semakin sadar, terhadap hak-haknya selama tuntutan globalisasi yang ditandai atas akselerasi perubahan sosial budaya.

Disamping itu, secara intens muncul tuntutan agar masyarakat ikut dilibatkan dalam penentuan standar kualitas dan totalitas pelayanan.

Untuk menghadapi semua itu, maka sangat diharapkan calon Sekretaris Daerah (Sekda) yang sehat Rohani dan Jasmani, rela berkorban demi tugas sebagai birokrat tertinggi di daerah.

Meningkatkan daya jangkau pelayanan, harus mengetahui berapa banyak masyarakat yang sudah atau belum mendapatkan pelayanan.

Hendaklah dijauhi sifat-sifat ingin dilayani lebih istimewa dari masyarakat, pada umumnya misalnya dalam pelayanan pemeriksaan kesehatan. Ingin memperoleh fasilitas lebih atau ingin bebas dari beban maksimal yang sudah ditentukan.

Sifat-sifat seperti ini tidak pantas dimiliki oleh calon Pimpinan Birokrat yang harus memegang prinsip melayani bukan untuk dilayani.

Selamat Mengikuti Ujian Calon Sekda Kabupaten Boalemo. Semoga Sukses Selalu…
—–

(Penulis adalah tokoh dan sesepuh masyarakat Kabupaten Boalemo)
Bagikan dengan:

Muis Syam

3,027 views

Next Post

Kembali Jadi Caleg 2019, Ini Visi-Misi Mansur Makalaw

Jum Mar 9 , 2018
  DM1.CO.ID, GORONTALO: Sejumlah kader partai politik (Parpol) peserta Pemilu 2019, terlebih yang ada di daerah, saat ini telah mematok berbagai upaya serta manuver politik yang mengarah kepada penguatan di akar rumput.