DM1.CO.ID, BOALEMO: Selain di sektor pertanian dan kelautan, Kabupaten Boalemo juga memiliki kekayaan sumber daya alam berupa pertambangan emas, yakni di Desa Saripi, Kecamatan Paguyaman.
Sehingga selain bercocok-tanam, sebagian besar warga di desa tersebut juga menjadikan pertambangan emas itu sebagai salah satu sumber mata-pencaharian secara turun-temurun.
Dan meski masih dikelola secara konvensional, namun sejumlah warga setempat mengungkapkan, bahwa perputaran uang di sekitar lokasi tambang itu bisa mencapai sekitar Rp.1 Miliar per bulan.
Sayangnya, perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boalemo terhadap para penambang emas tradisional di desa itu, sejak dulu hingga saat ini nampak sangat rendah. Bahkan, menurut warga desa setempat, Pemkab Boalemo dari rezim ke rezim sama sekali tak ada upaya untuk dapat lebih mengembangkan potensi kekayaan alam tambang emas di Desa Saripi ini.
Akibatnya, para penambang emas tradisional di desa yang paling luas di Kecamatan Paguyaman inipun mengaku harus mencari cara untuk tetap “mendulang masa depan” sendiri-sendiri tanpa sentuhan dari Pemkab Boalemo.
Sehingga para tokoh masyarakat di desa inipun mengaku kecewa dan menyayangkan sikap Pemkab Boalemo, yang hingga saat ini terkesan sangat tidak peduli untuk ikut membantu para penambang agar dapat mencapai kemajuan yang lebih baik.
Padahal, menurut warga setempat, setiap menjelang Pilkada atau di saat-saat kampanye, Desa Saripi ramai dikunjungi oleh calon-calon bupati. Dan setiap kunjungan, para calon bupati selalu melempar janji-janji manis, bahwa jika terpilih mereka akan membuat pertambangan emas ini menjadi maju dan berkembang.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Saripi, Darno Olii, membenarkan bahwa Desa Saripi adalah salah satu desa yang tak pernah terlupakan untuk dikunjungi di saat-saat kampanye pemilihan bupati. Dan setiap kunjungan ke desa ini, para calon bupati pasti juga tak lupa berjanji akan mengoptimalkan pertambangan ini.
Namun, kata Darno, ketika calon tersebut telah berhasil duduk menjadi bupati, maka janji-janji itupun terlupakan, alias tidak ada upaya riil untuk memajukan pertambangan yang terletak di kawasan perkebunan HGU gula tebu PT. PG. Gorontalo itu.
Darno menyebutkan, janji kampanye sejak di zaman Bupati Rum Pagau sampai Darwis Moridu saat ini, tidak pernah ada realisasi untuk dibuka.
Dan akhir-akhir ini, Darno kembali mendengar adanya kabar bahwa pertambangan emas ini kembali dijanji akan dibuka sekaligus rencananya akan lebih dikembangkan.
Dan janji-janji itu, kata Darno, kembali dihembuskan karena mengingat masa jabatan bupati di daerah ini sebentar lagi akan berakhir, yakni di tahun 2022.
Darno mengaku bisa menebak, bahwa yang kembali menghembuskan janji-janji itu tentu saja adalah pihak-pihak yang punya kepentingan untuk maju dalam pemilihan Bupati Boalemo pada Pilkada serentak tahun 2024 mendatang.
“Kami melihat, janji untuk membuka (mengurus) lahan pertambangan emas di Desa Saripi ini hanya untuk kepentingan politik nanti di 2024, seperti janji kampanye yang dilakukan oleh para calon-calon bupati sebelumnya. Namun setelah berhasil duduk, hasilnya nol besar seperti saat ini,” ujar Darno Olii kepada DM1, pada Ahad (23/2/2020).
Untuk itu, Darno melalui media pemberitaan online ini, berharap kepada masyarakat Kecamatan Paguyaman, khususnya warga Desa Saripi yang berpenduduk sekitar 2 ribu jiwa ini, agar jangan lagi mudah percaya dengan janji-janji manis dari calon-calon yang mengaku akan membuka (mengurus) lahan pertambangan emas ini.
Menurut Darno, cukuplah pengalaman yang sudah-sudah dari para calon yang telah berjanji akan membuka lahan pertambangan yang pernah secara resmi ditutup pada 2012 di Desa Saripi ini.
“Jangan mau lagi masyarakat dibohongi dengan janji-janji politik, padahal hanya tipu muslihat bagi para politikus untuk meraih suara dalam setiap Pilkada. Masyarakat harus sadar, bahwa lahan pertambangan emas itu adalah milik PT. PG. Gorontalo, sehingga tidak mungkin akan mendapat izin untuk dijadikan lahan pertambangan,” terang Darno Olii. (kab/dm1)
Wartawati/Editor: Dewi Mutiara DM1.CO.ID, GORONTALO: Program pemerintah Kota Gorontalo mewujudkan 10 ribu tahfidz didukung penuh oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAZ) Kota Gorontalo. Kali ini, BAZNAS Kota Gorontalo kembali membina 80 santri dan santriwati Tilawah Mujawwad dan tahfidzul quran. Pembukaan binaan khusus santri yang digelar oleh BAZNAS ini, secara resmi […]