Terkait Rekor MURI Pobibi, SPAK Nilai Bupati Nelson Menari-nari di Atas Penderitaan Rakyat

Bagikan dengan:

DM1.CO.ID, GORONTALO: Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo, berencana mencetak rekor MURI dalam jumlah terbanyak penari Pobibi, yang akan digelar pada akhir pekan ini.

Rencana itupun mendapat kecaman keras dari berbagai pihak. Salah satunya adalah LSM SPAK (Serikat Pemuda Anti Korupsi) Provinsi Gorontalo.

Rahmat Mamonto selaku Ketua LSM SPAK melalui releasenya yang ditembuskan ke redaksi DM1, menyayangkan sikap Nelson Pomalingo sebagai pemimpin dinilai tidak memiliki kepekaan terhadap kondisi alam yang buruk dan mengancam di depan mata, yakni musim kemarau yang ekstrem.

Menurut Rahmat, Bupati Nelson semestinya berupaya maksimal mencari cara untuk mengatasi masalah kekeringan yang sedang mengancam warga di Kabupaten Gorontalo saat ini.

Rahmat menyebutkan, bahwa saat ini tidak sedikit warga mengeluh serta berteriak kesulitan air, bahkan terancam gagal panen akibat kekeringan yang berkepanjangan. “Di saat kondisi warga seperti itu, bupati malah mencari-cari kesibukan untuk mencetak rekor MURI Tari Pobibi,” ujar Rahmat, Jumat (20/9/2019).

Parahnya, kata Rahmat, untuk mewujudkan mimpinya mencetak rekor itu, bupati dikabarkan telah menginstruksikan pihak sekolah dan pemerintah desa se-Kabupaten Gorontalo untuk mengerahkan massa, agar terpenuhi jumlah penari Pobibi sebanyak 75 ribu peserta.

“Untuk menghadirkan orang sebanyak itu, tentu butuh anggaran yang tidak sedikit. Saya khawatir pihak sekolah akan terpaksa menggunakan dana BOS, begitupun dengan kepala-kepala desa akan terpengaruh menggunakan dana desa yang bukan pada peruntukannya seperti buat kegiatan itu (tari Pobibi),” jelas Rahmat.

Rahmat pun mengingatkan kepada pihak sekolah dan pemerintah desa se-Kabupaten Gorontalo, agar berhati-hati jangan sampai hanya untuk memenuhi keinginan bupati (menghadirkan massa), membuat kepala sekolah dan kepala desa terjerat dalam masalah hukum penyalahgunaan dana.

Untuk menghindari masalah hukum di kemudian hari, Rahmat pun menyarankan agar pihak sekolah berkoordinasi dengan komite sekolah, dan kepala desa berkoordinasi dengan BPD.

Seharusnya, kata Rahmat, bupati menyediakan anggaran untuk memobilisasi siswa dan masyarakat desa. “Jangan hanya meminta menghadirkan massa tetapi tidak menyediakan anggarannya. Dan ini berbahaya karena hanya membuat pihak sekolah dan kepala-kepala desa akan menerima bebannya,” ujar Rahmat.

Rahmat yang juga selaku aktivis AMMPD (Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Daerah itupun mencoba mengalkulasi anggaran pengerahan massa.

Menurut Rahmat, jika seorang peserta membutuhkan anggaran transportasi pergi pulang Rp.25 ribu, makan Rp.12 ribu dan minum Rp.5 ribu, maka anggaran yang dibutuhkan untuk 1 orang adalah Rp42 ribu.

“Maka anggaran yang akan ditumpahkan untuk menghadirkan 75 ribu peserta adalah sebesar Rp.3,1 Miliar. Dan ini belum termasuk kostum serta aksesori pendukung lainnya,” urai Rahmat.

Keinginan mencetak rekor Tari Pobibi di saat rakyat dalam keadaan kesulitan, tentu saja dapat diibaratkan bahwa bupati ingin menari-nari di atas penderitaan rakyatnya.

“Saya heran dengan cara-cara bupati mengatur daerah ini. Bukannya memikirkan Shopping Center dan Rumah Sakit Boliyohuto yang terbengkalai. Atau memikirkan rakyat yang lagi menderita karena kemarau, ini malah mengajak rakyat ramai-ramai menari-nari di tengah masa sulit seperti sekarang,” ungkap Rahmat.

Bupati Nelson, kata Rahmat, ada baiknya mengajak umat Muslim secara massal untuk salat Istisqa guna meminta hujan dan salat Gaib untuk almarhum BJ. Habibie yang pernah berjasa untuk daerah ini.

Selain itu, Rahmat juga mendesak pihak kepolisian dan kejaksaan di daerah ini untuk ikut meneropong dan mencermati kegiatan rekor MURI itu. “Jangan sampai menggunakan dana BOS dan Dana Desa. Sebagai institusi penegak hukum Polres dan Kejaksaan tentu memiliki kewajiban mencegah dan menindaki apabila terjadi indikasi perbuatan melawan hukum,” tutup Rahmat.

Sebelumnya, Bupati Nelson dalam sambutannya pada acara grand final mopobibi, Rabu (18/9/2019), membeberkan keinginannya untuk memecahkan rekor MURI penari terbanyak mopobibi. “Hari Ahad, hari Minggu (22/9/2019) itu insyaAllah kita akan memecahkan rekor MURI terbanyak mopobibi kurang-lebih 70 ribu orang yang akan menari, termasuk Bupati Kabupaten Gorontalo,” tutur Bupati Nelson. (din/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

11,178 views

Next Post

Ngeri, Siang Hari di Jambi Langit Jadi Merah Darah

Ming Sep 22 , 2019
DM1.CO.ID, JAMBI: Asap yang menebal akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, membuat tak sedikit warga terganggu.