Sekilas Harapan dan Tantangan RSTN Boalemo

Bagikan dengan:

Wartawan: Kisman Abubakar- Editor: AMS

DM1.CO.ID, BOALEMO: Rumah Sakit Tani dan Nelayan (RSTN) Kabupaten Boalemo, genap berumur 12 tahun pada tanggal 2 Mei 2017. Bertambahnya usia rumah sakit yang terletak di Kota Tilamuta, Kabupaten Boalemo ini, tentu saja banyak hal yang telah dilalui oleh seluruh pegawai dan juga para dokter yang bertugas di RSTN tersebut.

Menyambut Hari Ulang Tahun RSTN yang ke-12 tersebut, sejumlah tenaga medis yang ditemui mengungkapkan secara umum hal-hal yang menjadi warna-warni tantangan dan harapan RSTN.

Menurut dr. Rastina yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) RSTN Boalemo, ujung tombak Rumah Sakit itu ada pada bagian UGD. Sebab, katanya, di situlah merupakan pintu masuk pasien gawat darurat yang harus ditangani secara cepat dan tanggap.

Setelah ditangani di UGD, jelas dr. Rastina, pasien kemudian dipindahkan ke ruangan untuk dirawat sesuai jenis penyakitnya.
“Yang menjadi tantanganya kita di sini adalah berusaha mengatasi semua pasien yang masuk, dengan segala kemampuan yang kita miliki. Sebab pasien yang masuk ke sini (UGD) kita tidak tahu penyakitnya apa,” tutur dr. Rastina.

Ditanyai tentang kondisi fasilitas di rumah sakit ini, dr. Rastina menyebutkan, bahwa fasilitas yang ada di RSTN ini sendiri semuanya sudah mulai lengkap dibanding dengan tahun lalu.

Ia pun berharap, ke depan RSTN ini dapat menjadi rumah sakit terdepan dalam hal pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu di Provinsi Gorontalo.

Lain halnya yang dikatakan oleh dokter spesialis penyakit dalam, dr. Wahyudin Dangkua, Sp.Pd mengenai tantangan yang di dapat di RSTN Boalemo ini.

Dirinya mengungkapkan paling banyak ditemukan dari pasien, adalah mengenai tingkat kesadaran untuk berobat masih nampak kurang.
Menurut dr. Wahyudin, kadang pasien yang masih bisa diselamatkan, namun di sisi lain keluarga pasien sudah minta pulang untuk perawatan di rumah. “Dan kita pihak rumah sakit tidak bisa juga menahan jika keluarganya sudah ngotot minta pulang,” ujar dr. Wahyudin.

Selain berharap agar kesadaran pasien untuk berobat bisa meningkat, dr. Wahyudin juga menaruh harapan agar RSTN dapat menjadi pusat rujukan regional wilayah barat Provinsi Gorontalo.

Sementara itu ada ungkapan menarik yang disampaikan secara polos oleh dokter Internship dr. Gina Novitasari dalam menunaikan pengabdiannya di rumah sakit ini. Ia mengaku kerap kesulitan menghadapi pasien yang lebih cenderung menggunakan bahasa daerah Boalemo (Gorontalo).

“Kami di sini tantanganya hanya mengenai bahasanya, sehingga kami butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Sebab kami asalnya sebagian dari luar daerah Gorontalo, sehingga kami kurang mengerti dengan bahasa Gorontalo,” ujar dr. Gina yang mengaku baru 3 bulan bertugas di RSTN Boalemo tersebut.

Di tempat terpisah, Direktur RSTN Boalemo dr. H.Sukri Djakatara, Sp.A melalui Sekretarisnya dr. Rahmawaty Dai, MARS mengatakan, dalam upaya peningkatan pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, saat ini pihaknya berusaha menyediakan SDM yang berkualitas.

“Terutama dokter spesialis, dokter umum dan tenaga rehab medik, untuk memenuhi kriteria rumah sakit tipe B,” ujar dr. Rahmawaty yang akrab disapa dengan sebutan dr. Vika tersebut.

(oli17/DM1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

4,218 views

Next Post

May Day dan Mogok Kerja, TNI Siaga Satu Untuk Amankan Freeport

Sen Mei 1 , 2017
DM1.CO.ID, TIMIKA: Komandan Kodim 1710 Mimika, Letkol Inf. Windarto, di Timika mengatakan, pimpinan TNI telah memerintahkan siaga satu dengan mengerahkan 400 personel TNI dari semua kesatuan di Timika, Papua, untuk membantu mengamankan area perusahaan tambang PT Freeport Indonesia menghadapi Hari Buruh Internasional (May Day) dan rencana mogok kerja karyawan, pada […]