DM1.CO.ID, GORONTALO: Jika di Jakarta ada Warkop Dono (DKI), maka di Kota Gorontalo ada Warkop Dino’x yang sangat ramai “diserbu” oleh para pengunjung mulai pukul 3.30 WITA dini-hari, dengan jumlah sekitar 20 meja yang tak jarang langsung terisi dan dipenuhi oleh rata-rata dari jamaah Subuh selepas menunaikan Salat di masjid.
Warkop Dino’x yang terletak di Pasar Tua, Jalan M.T. Haryono, Kelurahan Biawao, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo ini, tampaknya tetap berkibar dan berjaya di tengah-tengah persaingan bisnis Warkop yang kian menjamur.
Haji Abidin Nasaru (58) di sela-sela kesibukannya selaku pemilik Warkop Dino’x kepada Wartawan DM1 menceritakan, bahwa dirinya telah terjun bekerja di dunia Warkop sejak 1984. “Waktu itu saya masih berusia 20-an tahun, ikut-ikut dengan orang,” ujar Dino.
Pada tahun 2000, Dino mulai membuka dan menjalankan usaha Warkop sendiri dengan nama “Warkop Kita”. Yakni dengan mengontrak tempat di salah satu petak di pusat pertokoan, tepatnya di depan Masjid An-Nur, Kota Gorontalo.
Sayangnya, kata Dino, petak itu diam-diam dijual oleh pemiliknya di saat kontrak masih sedang berlangsung. Sehingga mau tidak mau, Dino pun akhirnya harus pindah lokasi lain, namun tak jauh dari tempat semula, yaitu tepatnya di salah satu sudut perempatan Jalan M.T. Haryono – Jalan Letjen Suprapto.
Di lokasi kedua itu, kata Dino, lagi-lagi terjadi hal serupa. Yakni pemilik tempat juga diam-diam telah menjual petak tersebut yang meski belum berakhir kontraknya.
Kendati begitu, Dino akhirnya mampu membeli sebuah petak yang telah dibangun sejak 1954 berukuran 6 x 7 meter berlantai 2 seharga Rp.340 Juta pada tahun 2011.
Sehingga dari situ, Dino pun mulai membuka dan menjalankan sendiri Warkop di tempat permanen ini pada 2012 hingga kini dengan nama Warkop Dino, yang dibantu 4 tenaga barista yang semuanya berasal dari keluarga (3 kemenakan, dan 1 sepupu) dalam melayani pengunjung mulai pukul 3.30 dini-hari hingga 19.00 WITA.
Harga kopi yang ditawarkan di Warkop Dino’x saat ini benar-benar terbilang sangat terjangkau. Yakni, harga kopi hitam dan teh biasa masing-masing Rp.2.000 per cangkir. Sedangkan kopi susu dan teh susu masing-masing seharga Rp.4.000 per cangkir.
“Memang harganya cukup murah, karena prinsip saya yang penting lancar laku terjual,” ucap Dino seraya menambahkan, bahwa tiga tahun lalu harga kopi susu malah cuma Rp.2.000 per cangkir, dan untuk kue-kue dari semua jenis yang dititip di Warkop Dino’x rata-rata seharga Rp.1.000.
Ditanyai tentang pengaruh Covid19 terhadap omzet, Dino spontan menjawab, bahwa kondisi omzet sangat terasa mengalami penurunan hingga 50 persen. Namun meski begitu, Dino mengaku belum ada rencana untuk menaikkan harga untuk semua jenis seduhan kopi dan teh.
Tampaknya, konsep warkop yang diterapkan Dino adalah mempertahankan suasana kedai kopi konvensional yang tradisional dan alami, sehingga semua kalangan (tua-muda, kaya-miskin, pejabat-rakyat jelata) bisa saling berbaur satu sama lain mengobrol, berdiskusi dan bahkan tertawa bersama pula. “Intinya kita bisa ngumpul bersama dan bersilaturahmi sambil ngopi,” ujar Dino.
Olehnya itu, Dino mengaku tak punya strategi khusus untuk memajukan usaha Warkopnya ini, selain melayani pengunjung sebagai raja tanpa memandang perbedaan “warna” suku, agama dan ras, seperti Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro) yang selalu terterima di hati banyak orang. (ams/dm1)
DM1.CO.ID, BUOL: Media massa adalah sarana paling tepat dalam menyalurkan berbagai informasi, khususnya menyangkut seluruh program dan juga kinerja pemerintah, apakah sudah sesuai harapan masyarakat ataukah mengalami kendala.