Dari Festival Hijau 2018, Ini Pesan Walikota Marten Taha

Bagikan dengan:

Wartawan: Rizal Mailili~ Editor: Dewi Mutiara Kartika

DM1.CO.ID, GORONTALO:  Walikota Gorontalo, Marten  Taha, menyatakan rasa syukur dan terima-kasihnya kepada Forum Komunitas Hijau (FKH), yang tak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk ikut memelihara lingkungan hidup.

Hal itu disampaikan Marten Taha dalam sambutannya pada penutupan acara Festival Hijau yang dilaksanakan oleh FKH, Kamis (6/12/2018), di Taman Kota Gorontalo.

Acara yang dirangkaikan dengan momen Peringatan Hari Tata Ruang Nasional 2018 itu mengusung tema: “Mewujudkan Ruang Kota yang berkualitas Melalui Pembangunan yang berkelanjutan”.

“Ini menggambarkan dan memberi petunjuk kepada kita sekalian, bahwa kalau berbicara masalah lingkungan hidup, masalah kota hijau, masalah kebersihan, penanganan sampah dan lain sebagainya, bukan pekerjaan yang mudah. Pekerjaan yang perlu dilaksanakan secara rutin terus-menerus secara berkelanjutan,” jelas Marten.

Walikota Marten Taha menerangkan, pembangunan yang berkelanjutan juga dikenal dengan istilah Sustainable Development Goals. “Ini menjadi sebuah tujuan kita bersama untuk membangun dengan cara-cara yang memberi manfaat bagi semua orang di atas muka bumi ini. Sehingga dikatakan pembangunan berkelanjutan,” ujar Marten.

Pembangunan yang dimaksud, kata Marten, dilaksanakan bukan hanya bermanfaat untuk generasi yang ada sekarang, tetapi juga bagi generasi yang akan datang.

Kegiatan ini, lanjut Marten, dimaksudkan dalam rangka untuk membangkitkan kesadaran masyarakat. Sebab, Marten mengaku, bahwa sejauh ini sebagian masyarakat masih belum sadar sepenuhnya dengan masalah-masalah yang terkait dengan lingkungan.

“Ini bukan hanya hubungan antara manusia dengan manusia, kita di tengah-tengah masyarakat sosial yang berinteraksi secara sosial, tetapi kita juga berinteraksi dengan alam, sehingga kita patut untuk memelihara alam ini, menjadikan alam ini agar dapat bersahabat dengan kita, dan memberi manfaat bagi kita. Itu yang penting,” tegas Marten.

Olehnya itu, Marten berharap, acara yang diwarnai dengan berbagai kegiatan lomba itu tidak hanya sekadar sesuatu yang dilakoni sesaat.

“Tetapi diharapkan ini akan membangkitkan semangat kita untuk cinta lingkungan. Kita beradaptasi dengan lingkungan, kita memelihara lingkungan, bagaima kota dapat menjadi hijau,” tutur Marten.

Marten mengungkapkan, bahwa suatu kota, daerah, atau apapun namanya, dalam penataan ruang diharuskan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30 persen dari luasan wilayah.

Kota Gorontalo, lanjut Marten, luasnya 79,03 Kilometer persegi, termasuk itu bukit-bukit dan laut 12 mil dan seluruh pemukiman serta ruang-ruang lain, persawahan, pertokoan, dan lingkungan-lingkungan lainnya.

Dari luas itu, jelas Marten Taha, Kota Gorontalo baru memiliki RTH kurang lebih 24 sampai 25 persen. “Jadi masih ada ruang-ruang yang perlu kita tata, kita benahi untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau,” ujar Marten.

Dari 25 persen tersebut, menurut Marten, Kota Gorontalo sudah punya ruang terbuka hijau alam yang memang telah terbentuk secara natural. “Ada juga ruang terbuka hijau buatan, tetapi secara keseluruhan itu masih 24 hingga 25 persen dari luas kota Gorontalo,” ujar Marten lagi.

Olehnya itu, Walikota Marten Taha mengingatkan, bahwa masalah penanganan lingkungan hidup adalah bukan hanya menjadi tugas pemerintah atau kelompok tertentu saja, melainkan adalah menjadi tanggungjawab semua pihak, terutama masyarakat untuk senantiasa menjaga dan memelihara lingkungan di sekitar masing-masing.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Festival Hijau, Sry Sutami Arifin, dalam laporannya menyampaikan, terdapat beberapa lomba dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

Sry menguraikan lomba-lomba yang dimaksud, yakni:

  1. Lomba video pendek bertema peduli sampah plastik yang diikuti terbuka secara umum.

  2. Lomba wall art yang diikuti oleh pencinta moral yang dilaksanakan di kelurahan Limba B

  3. Lomba desain kawasan, yang difokuskan pada kawasan pertokoan, dan kawasan Lapangan Taruna Remaja dan sekitarnya.

  4. Lomba lorong inovasi, khusus untuk lorong-lorong yang sudah dibangun melalui program kotaku.

  5. Lomba ranking satu yang diikuti oleh peserta yang berasal dari siswa-siswi SMP Negeri dan MTs.

  6. Ada pemilihan duta lingkungan yang bertujuan untuk lebih meningkatkan partisipasi masyarakat kepada kepedulian terhadap lingkungan, khususnya generasi muda, dalam hal ini pesertanya adalah siswa-siswi SMP dan MTs.

  7. Lomba kantor hijau, yang diikuti oleh seluruh kantor SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Gorontalo.

  8. Lomba RTH kelurahan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup bidang pertamanan dan konservasi.

Sry menyebutkan, pada acara Festival Hijau ini, untuk pertama kalinya Forum Komunitas Hijau mengampanyekan kegiatan minim sampah plastik.

“Oleh karena itu, kami tidak menyiapkan makanan dalam kardus, kami menyiapkan prasmanan kue-kue, dan tidak menyiapkan air minum mineral untuk kemasan satu kali pakai. Itu  semata-mata tujuan kami untuk terus mengampanyekan supaya Gorontalo bebas sampah, targetnya 2020,” jelas Sry. (cal/dmk/dm1)

Bagikan dengan:

Muis Syam

2,020 views

Next Post

“Kobarkan Semangat Kerja Bersama”, Sekwan Boalemo Meriahkan Festival Pesona Boalemo 2018

Sab Des 8 , 2018
Wartawan: Kisman Abubakar~ Editor: Avi| DM1.CO.ID, BOALEMO: Festival Pesona Boalemo yang sebelumnya diluncurkan pada April 2015 bersamaan dengan Lomba Layar Sail Tomini di Pantai Bolihutuo, kini sudah menjadi ajang tahunan bagi kabupaten dengan julukan Bumi Damai Bertasbih.