Arsip Kategori: Temuan

Ketua Forum Kadis Kominfo se-Indonesia Tertangkap Basah Bersama Istri Orang

DM1.CO.ID, GORONTALO: Terasa belum hilang “bau durian” yang menjadi buah bibir masyarakat terhadap oknum Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Provinsi Gorontalo yang tertangkap basah bersama istri orang, pada dua pekan lalu. Kini, muncul lagi peristiwa asusila yang sama. Lanjutkan membaca Ketua Forum Kadis Kominfo se-Indonesia Tertangkap Basah Bersama Istri Orang

Terkait Dana Sertifikasi dan Pungli Rp.32 M di Diknas, Aktivis “Sniper GP-21” Datangi Kejari dan Polres Boalemo

DM1.CO.ID, BOALEMO: Setelah berhasil “menggiring” Darwis Moridu ke meja-hijau hingga berstatus Bupati Boalemo non-aktif karena sebagai terdakwa, yang kini divonis 6 bulan penjara dalam kasus penganiayaan, kini para aktivis yang tergabung dalam Tim “Sniper GP-21” kembali membidik kasus lainnya yang terjadi di Kabupaten Boalemo. Lanjutkan membaca Terkait Dana Sertifikasi dan Pungli Rp.32 M di Diknas, Aktivis “Sniper GP-21” Datangi Kejari dan Polres Boalemo

Oknum Kadis di Provinsi Gorontalo ini Tertangkap Basah Bersama Istri Orang?

DM1.CO.ID, GORONTALO: Oknum mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Gorontalo, Masbro (nama samaran), mendadak menjadi perbincangan “bisik-bisik” di kalangan birokrat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo.

“Bisik-bisik” yang mengalir dari telinga ke telinga itu pun tak dapat terbendung hingga tembus ke meja redaksi DM1. Bahwa Masbro “tertangkap basah” sedang berada di dalam sebuah kamar bersama seorang wanita bernama Rindi (nama samaran) yang masih berstatus istri orang.

Informasi yang diperoleh DM1 dari sumber yang minta identitasnya disembunyikan, melukiskan garis besar rentetan kejadian secara penuturan. Berikut penuturannya yang diuntai dalam bentuk naratif.

Bahwa sosok Masbro dan Rindi yang diduga sedang melakukan perbuatan asusila itu terpaksa digerebek oleh istri Masbro (Eta, — nama samaran) bersama suami Rindi (Sandy, –juga nama samaran).

Memang, hubungan pernikahan antara Masbro dengan Eta akhir-akhir ini sedang mengalami guncangan. Begitu pun dengan kondisi rumah tangga Rindi dan Sandy, belakangan ini juga diliputi ketidak-harmornisan.

Bahkan kedua pasangan ini diinformasikan telah berada di ambang perceraian akibat diduga adanya hubungan gelap antara Masbro dan Rindi yang terjalin secara diam-diam.

Awalnya, Sandy tidak tahu-menahu gerangan apa yang menjadi pemicu atau penyebab terjadinya perubahan rumit pada diri istrinya, hingga mengakibatkan terjadinya ketidak-harmonisan.

Meski begitu, Sandy tampaknya sudah menaruh curiga dan merasakan bahwa ada pria lain yang sedang “bertahta” di hati istrinya, Rindi.

Dan untuk membuktikan kecurigaannya, pada Jumat (5 Februari 2021) Sandy pun pura-pura pamit kepada istrinya ke luar daerah untuk beberapa lama yang tidak ditentukan. Dan Sandy terpaksa berbohong untuk berangkat ke luar daerah hanya untuk memantau “pergerakan” istrinya.

Alhasil, kecurigaan Sandy pun akhirnya terbukti setelah mengetahui istrinya bersama seorang pria masuk ke sebuah rumah yang terletak di salah satu sudut perempatan Jalan Manado dan Jalan Selayar, Kota Gorontalo, pada Sabtu Sore (6 Februari 2021).

Rumah itu tidak lain adalah milik Rindi, dan letaknya tepat bersebelahan dengan rumah yang selama ini dihuni oleh Sandy bersama Rindi beserta anak-anak mereka.

Kendati sudah mengetahui istrinya hanya sedang berdua dengan seorang pria lain di dalam rumah tersebut, Sandy tidak serta-merta terburu-buru melakukan reaksi untuk melabrak keduanya, melainkan langsung menghubungi (menelepon) istri Masbro, Eta.

Tak lama berselang, Eta dan Sandy pun akhirnya memasuki pekarangan rumah tersebut sambil mengedor berkali-kali pintu dan jendela hingga mengundang perhatian sejumlah warga setempat.

Ada satu jam lebih Sandy dan Eta berusaha untuk memasuki rumah yang terkunci rapat tersebut seraya memanggil pasangan mereka masing-masing dari luar. Namun sayangnya, kedua insan yang diduga sudah “mabuk asmara” itu tak juga kunjung keluar memunculkan batang hidungnya.

Hingga salah satu di antaranya (Eta atau Sandy) pun kemudian secara pribadi meminta bantuan via telepon seorang polisi berinisial HA.

Dan tak begitu lama, polisi itu pun tiba bersama istrinya untuk ikut membantu memaksa Masbro dan Rindi agar dapat segera keluar dari rumah tersebut sekaligus diharapkan dapat mengamankan situasi.

Lantaran Masbro dan Rindi tidak menggubris ketukan dan teriakan dari luar yang suasananya makin mengundang sejumlah warga setempat, membuat pintu utama berikut pintu kamar pun harus didobrak secara paksa hingga berhasil terbuka.

Kala itu, posisi Masbro didapati sedang bersembunyi di bawah tempat tidur. Dan untuk menghindari terjadinya amukan dari Sandy bersama massa dari warga setempat, Masbro pun buru-buru meminta agar dirinya segera diamankan di Polsek Kota Tengah.

Mendengar penuturan dari sumber tersebut, wartawan DM1 pun melakukan konfirmasi ke berbagai pihak terkait dalam “kisah” penggerebekan dugaan Hugel (Hubungan Gelap) antara Masbro dan Rindi itu.

Kapolsek Kota Tengah Iptu Tajudin Mantali saat didatangi di ruang kerjanya, pada Senin malam (8/2/2021) mengaku belum mendapatkan laporan ataupun penyampaian secara resmi terkait peristiwa penggerebekan tersebut.

Iptu Tajudin hanya mengetahui adanya giat patroli yang dilaksanakan pada Sabtu malam itu sebagai sosialisasi penegakan protokol kesehatan (Protkes) Covid19 di beberapa titik di Kota Tengah.

Dan untuk informasi adanya penggerebekan salah satu pejabat di lingkungan Pemprov Gorontalo, menurut Iptu Tajudin lagi, itu tidak termonitor oleh tim patroli sosialisasi Protkes Covid19 tersebut.

Di tempat terpisah, Sandy selaku suami Rindi yang dikonfirmasi via percakapan WhatsApp (WA) pada Senin malam (8/2/2021), juga enggan memberikan keterangan seputar kejadian tersebut.

Namun Eta selaku istri Masbro yang berhasil dihubungi via telepon seluler di nomor 0821900***** tidak menepis, dan bahkan tidak melontarkan kata bantahan sedikit pun  terkait informasi penggerebekan tersebut.

Eta dengan nada lembut seolah menahan kesedihan namun tetap bersuara tegar itu mengaku, dirinya tidak bisa memberikan informasi yang lebih detail terkait peristiwa penggerebekan tersebut. Eta hanya mengarahkan Wartawan DM1 untuk langsung berbicara dengan pengacaranya.

Sayangnya, pengacara Eta saat ditanyai seputar peristiwa penggerebekan tersebut juga mengaku belum bisa memberikan keterangan panjang lebar.

Meski begitu, via sambungan telepon pada Senin malam (8/2/2021), pengacara Eta ini berjanji akan membeberkan semua masalah tersebut kepada media melalui konferensi Pers, yakni apabila upaya mediasi mengalami jalan buntu.

“Saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut, walaupun sebagai kuasa hukum, karena ini masih dalam ranah mediasi. Kalau seandainya mediasi ini tidak bisa tercapai, maka saya sendiri yang akan melakukan konferensi Pers,” tegas sang pengacara itu seraya mengungkapkan, bahwa semua data dan bukti-bukti konkrit terkait masalah itu hanya berada di tangannya, dan tidak dimiliki oleh orang lain.

Sementara itu, Masbro yang baru saja dilantik sebagai Kepala Dinas (Kadis) Kominfo Provinsi Gorontalo, dalam perbincangannya dengan Wartawan DM1, terkesan “membingungkan”.

Disebut “membingungkan”, sebab  pada menit-menit pertama dalam keterangnya, Masbro membantah dan mengaku secara tegas tidak tahu-menahu soal kejadian penggerebekan tersebut. “Ada baik-baik saya, tidak ada kejadian apa-apa,” lontar Masbro seraya mengaku tidak mengenal wanita bernama Rindi tersebut.

Namun pada menit-menit berikutnya dalam perbincangannya via telepon dengan wartawan media ini, Masbro justru menegaskan (seolah terpeleset lidah), bahwa masalah itu adalah urusan pribadinya.

“Itu urusan internal saya, dan saya tidak tahu. Kalau begitu, itu kan privasi saya,” lontar Masbro dalam percakapan telepon yang direkam DM1 sebagai bentuk konfirmasi, pada Senin malam (8/2/2021).

Di tempat terpisah, sejumlah sumber juga menyayangkan dan mengaku sangat prihatin dengan peristiwa yang dilakukan oleh oknum PNS eselon II tersebut.

Mereka menilai, masalah ini bukan murni urusan pribadi, sebab Masbro dan Rindi adalah dua sosok PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang telah nyata dan terang benderang melakukan perbuatan yang sangat tercela, serta telah mencoreng citra dan nama baik PNS.

Olehnya itu, mereka berharap Gubernur bersama Sekda Provinsi Gorontalo untuk tidak segan-segan segera mengambil langkah dan sikap tegas terhadap dua oknum PNS (Masbro dan Rindi) tersebut.

Jika Gubernur dan Sekda Provinsi Gorontalo tidak segera memberikan sanksi dan justru terkesan menutupi masalah ini, maka bisa dipastikan bahwa akan muncul oknum-oknum PNS lainnya yang melakukan perbuatan tercela dan akan leluasa berbuat maksiat di daerah yang bertitel “Serambi Madinah” ini.

Sejumlah sumber ini juga mengingatkan, bahwa perbuatan yang dilakukan oleh PNS seperti Masbro itu sudah melanggar sumpah jabatan saat dilantik menjadi pejabat. “Jangankan pejabat, PNS yang berposisi staf biasa saja itu disumpah untuk tidak melakukan perbuatan tercela, seperti salah satunya seorang laki-laki PNS tertangkap basah bersama dengan istri orang lain. Dan demikian juga sebaliknya,” lontar sumber tersebut. (dms-kab/dm1)

Kejari Kolaka Dalami Keterangan 2 Sekretaris Gugus Covid19 dan Ipar Bupati Koltim

DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: “Teka-teki” dua instansi (Dinas Kesehatan dan Dinas Pangan) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) yang menolak bertanggung-jawab terhadap penggunaan dana Covid19, hingga saat ini masih terus berupaya dipecahkan oleh pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kolaka. Lanjutkan membaca Kejari Kolaka Dalami Keterangan 2 Sekretaris Gugus Covid19 dan Ipar Bupati Koltim

Anggota Deprov Gorontalo ini Pertanyakan Hibah dan Bansos Rp.53,2 M “Dilarikan” ke Mana?

DM1.CO.ID, GORONTALO: Belum usai perkara dugaan korupsi Rp.43,3 Miliar pada proyek Gorontalo Outer Ring Road (GORR) atau GORRgate, kini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo kembali akan diperhadapkan dengan masalah krusial lain. Yakni, terkait selisih belanja bantuan sosial (Bansos) APBD Provinsi Gorontalo 2019 sebesar Rp.53.260.236.500. Lanjutkan membaca Anggota Deprov Gorontalo ini Pertanyakan Hibah dan Bansos Rp.53,2 M “Dilarikan” ke Mana?

Membongkar Teka-teki Dana Covid19 Koltim, Kejaksaan Sudah Periksa 7 Orang

DM1.CO.ID, KOLAKA TIMUR: Sejak dua instansi (Dinas Kesehatan dan Dinas Pangan) Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) menyatakan menolak bertanggungjawab atas penggunaan dana Covid19, maka sejak itu pula memunculkan teka-teki dan tanda tanya besar di tengah-tengah publik.

Hal ini kemudian “mengundang” pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Kolaka turun tangan untuk memecahkan teka-teki kedua instansi yang menolak bertanda-tangan atas penggunaan dana Covid19 tersebut.

Andi Malo Manurung selaku Kasie Intel Kejari Kolaka membenarkan, bahwa saat ini pihaknya sedang fokus melakukan pengumpulan data dan bahan keterangan (baket) terkait penggunaan dana Covid19 yang bersumber dari APBD Koltim tahun 2020.

Andi Malo membeberkan, bahwa sampai dengan hari ini, sudah tujuh orang yang dimintai keterangannya terkait penggunaan dana Covid19 tersebut.

Sayangnya, Andi Malo enggan menyebutkan identitas ketujuh orang yang telah dimintai keterangannya itu.

Dan sejauh ini, lanjut Andi Malo, meski sudah mengumpulkan data dan keterangan dari tujuh orang ini, namun kejaksaan masih belum menemukan titik terang atas teka-teki penggunaan dana Covid19, apakah terdapat penyelewengan ataukah ada hal-hal lain yang patut diduga sebagai penyimpangan.

“Ini kan baru proses awal, masih tetap kita cari data dan keterangan melalui pemanggilan saksi dan pengumpulan dokumen. Tapi tidak berhenti pada sampai di situ. Tim gugus itu kan banyak. Nanti ketika kita dapatkan bukti permulaan cukup ya tetap kita tangani (status dinaikan),” ujar Andi Malo kepada Kepala Biro DM1, Kamis siang (4/2/2021) via telepon.

Dikatakannya, pengumpulan data dan pengambilan bahan keterangan (baket) sudah dilakukan sejak 29 Januari 2021.

Sementara itu, informasi yang diperoleh dari sumber terpercaya menyebutkan, bahwa selain Badwid selaku Sekretaris Dinas (Sekdis) Dinas Kesehatan, pihak yang telah dimintai keterangannya juga ada nama bendahara Gugus Tugas.

Pengelolaan penggunaan anggaran Covid19 Koltim ini ditangani secara bergantian oleh dua orang sekretaris, yakni Ansarulah (Kepala BPBD) dan Lasky Paemba (Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan) yang diketuai oleh Bupati Koltim, Tony Herbiansah, dengan total anggaran mencapai Rp.15 Miliar. (rul/dm1)