Berantas Miras, Marten Tak Sepandai Adhan

Bagikan dengan:

Oleh: Agung Datau

DM1.CO.ID, OPINI: Baru-baru ini kita masyarakat Provinsi Gorontalo, khususnya yang berada di Kota Gorontalo dibuat kaget dengan sejumlah preman mengeroyok seorang anggota TNI di salah satu tempat hiburan malam yang berada di Kota Utara, Kota Gorontalo. Yang sangat mencengangkan dan mengejutkan, kejadian tersebut diakibatkan oleh minuman keras (Miras), —Miras poli (Miras lagi).

Sebelum kehebohan pengeroyokan TNI itu terjadi, warga se-Provinsi Gorontalo sebetulnya telah digegerkan dengan adanya peristiwa seorang paman muda mencekoki ponakannya yang masih bayi dengan Miras. Sehingga, Kota Gorontalo sesungguhnya “bisa dikatakan sudah masuk dalam kategori daerah darurat miras” di kala itu.

Sayangnya, pasca kejadian bayi yang dicekoki Miras itu, Pemerintah Kota Gorontalo boleh dikata benar-benar “mandul” dan “mati kutu”  alias tidak bergegas melakukan upaya tegas sebagai langkah antisipasi untuk meredam munculnya peristiwa kriminal berikutnya akibat Miras.

Terbukti, hanya beberapa hari berselang kejadian bayi yang dicekoki Miras itu, tiba-tiba muncullah peristiwa yang lebih menghebohkan, yakni tragedi berdarah pengeroyokan anggota TNI.

Padahal, jika melihat “status” Kota Gorontalo sebagai sentral (ibu kota) Provinsi Gorontalo dengan julukan “Serambi Madinah” dengan anutan falsafah yang bersendikan syariat dan syariat berlandaskan kitabullah, maka tidak seharusnya peristiwa-peristiwa nahas seperti itu terjadi.

Memang akan ada tanggapan yang akan menuding saya terlalu dini jika harus menilai Pemerintah Kota Gorontalo di bawah kepemimpinan Marten Taha sangat abai atas hal-hal yang berkaitan dengan Miras.

Tetapi, dengan melihat kejadian berulang yang sebabkan dan dipicu oleh pengaruh Miras, maka tak keliru jika banyak kalangan yang saat ini justru memuculkan tanda tanya besar terhadap kiprah Marten Taha yang sudah dua periode diberi amanah sebagai Wali Kota Gorontalo, namun sepertinya masih tak mampu berbuat banyak dalam mengharumkan nama baik Kota Serambi Madinah.

Jika berkaca dari pemerintahan Adhan Dambea saat menjadi Wali Kota, sangat jelas berbeda dengan realitas yang dihadapi warga saat ini, khususnya mengenai Miras dengan segala tetek-bengeknya.

Pada masa kepemimpinannya, Adhan Dambea berhasil menghilangkan “image” Tenda Biru di Kota Gorontalo dengan berangsur-angsur meredam kebiasaan warga meneguk Miras. Sehingga pada kondisi tersebut,  Adhan Dambea dinilai berhasil mengangkat citra dan nama baik Kota Gorontalo sebagai “Serambi Madinah.”

Sayang, keberhasilan atau nilai-nilai positif yang telah terbangun di masa Pemerintahan Dambea mengenai penanganan Miras tersebut, saat ini justru sangat terlihat lenyap dan menguap di masa Pemerintahan Marten Taha sebagai Wali Kota Gorontalo.

Penulis khawatir, “status” Serambi Madinah untuk khusus di Kota Gorontalo sebentar lagi akan “punah” di tangan Marten Taha yang saat ini tampaknya lebih serius mengejar lembaran-lembaran piagam dan penghargaan sebagai pengakuan kinerja di atas kertas, namunboleh dikata “nol besar” di atas fakta lapangan.

Olehnya itu, sebagai saran, tak ada salahnya Marten Taha mungkin harus bisa lebih banyak berguru kepada Adhan Dambea, khususnya mengenai pola-pola penanganan pemberantasan Miras serta cara-cara unik dalam “mengharumkan” Kota Gorontalo sebagai Serambi Madinah.

Dan satu lagi, Marten Taha sebaiknya segera mengevaluasi serta mengintrospeksi diri sebagai khalifah untuk tidak banyak menebar dan mengumbar janji namun banyak pula yang meleset. Sebab, hanya orang-orang yang dipengaruhi oleh minuman beralkohol yang mudah berjanji dan merasa serba bisa, namun kenyataannya sangat sulit untuk membuktikannya. Semoga Marten Taha kali ini mampu kembali mengharumkan Gorontalo sebagai Kota Serambi Madinah.

(Penulis adalah pemerhati sosial, dan mantan Presiden BEM IAIN Gorontalo)

—–

Redaksi menerima artikel dari semua pihak sepanjang dianggap tidak berpotensi menimbulkan konflik SARA. Setiap artikel yang dimuat adalah menjadi tanggungjawab sepenuhnya oleh penulis.

 

Bagikan dengan:

Muis Syam

14,939 views

Next Post

Desa Sogitia Serahkan BLT kepada 82 KPM, Kades Mito: Jangan Disalahgunakan

Jum Feb 5 , 2021
DM1.CO.ID, BONE-BOLANGO: Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang merupakan program dari pemerintah pusat, pada tahun 2021 kembali disalurkan, termasuk di desa-desa di Kabupaten Bone Bolango. Salah satunya di Desa Sogitia, Kecamatan Bone.